Telset.id, Jakarta – Para insinyur dari Universitas Keio Jepang dan Universitas Tokyo menciptakan prototip robot telepresensi. Bentuknya menyerupai ransel dengan dua lengan dan kepala yang bisa dioperasikan dari jarak jauh.
Menurut The Verge, Kamis (30/8/2018), robot bernama Fusion tersebut dikendalikan dari jarak jauh oleh manusia menggunakan headset dan pengontrol virtual reality. Fusion begitu menyenangkan, cerdik, dan tampak sedikit imut.
Desainer utama Yamen Saraiji mengaku menciptakan Fusion dengan pengalaman berbagi tubuh. Lengan robot ditempatkan tepat di belakang sang pemakai. Fusion dilengkapi visi stereo dan audio berteknologi binaural 3D.
Baca juga: Robot Otonom NASA Terinspirasi Film Star Wars
Lengan robot bisa digunakan dalam sejumlah konfigurasi berbeda. Lengan Fusion bergerak bebas secara otomatis, bahkan bisa menempel di lengan pemakainya menggunakan manset pergelangan tangan manusia.
Baca juga: LG Kenalkan CLOi SuitBot, Robot ‘Human-Centric’
“Memanfaatkan Fusion, seorang ahli bisa memberi tutorial mengoperasikan instrumen tertentu atau membantu seseorang tanpa perlu kehadiran fisik. Fusion bisa pula membantu proses rehabilitasi fisik seseorang,” jelas Yamen.
Namun, Fusion belum 100 persen sempurna. Gerak lengannya masih sedikit membingungkan. Yamen menyebut, karena hanya prototip, Fusion belum tentu akan diteruskan menjadi sebuah proyek komersial.
Teknologi robotik memang menghadirkan berbagai inovasi yang mengejutkan. Namun, untuk membuatnya berfungsi secara baik, butuh pemrograman spesifik yang didasarkan kepada cara manusia berkomunikasi dengan bahasa untuk mengendalikan robot.
Beberapa waktu lalu, para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology atau MIT mengembangkan cara untuk mengendalikan robot secara lebih intuitif, yakni menggunakan gerakan tangan dan gelombang otak.
Baca juga: Harmony, Robot Seks yang Jago Mendesah
Tim MIT memanfaatkan kekuatan sinyal otak yang disebut sebagai error-related potentials atau potensi yang berhubungan dengan kesalahan (ErrP). Sistem memonitor aktivitas otak seseorang yang mengamati kerja robotik.
Sumber: The Verge