Presiden Venezuela Nyaris Jadi Korban Serangan Bom Drone

Telset.id, Jakarta – Presiden Venezuela Nicolas Maduro nyaris menjadi korban serangan bom yang menggunakan drone di negaranya. Mungkin dia juga merupakan pemimpin besar pertama yang nyaris menjadi korban pembunuhan dengan peralatan berteknologi tinggi itu.

Menteri Informasi Jorge Rodriguez menyatakan bahwa setidaknya ada satu drone yang membawa bom meledak dekat Presiden Maduro, ketika dia memberikan pidato di suatu acara di ibukota Caracas pada Sabtu ini.

Pemimpin otoriter ini dipastikan tidak terluka dalam insiden serangan itu, namun tujuh tentara Garda Nasional dilaporkan menderita luka-luka tanpa dirinci lebih lanjut.

Video dari televisi pemerintah menunjukkan Maduro dan para pejabat sejenak terlihat panik sebelum siaran terputus, dengan pasukan yang disiapkan segera berlarian sesudahnya.

Baca juga: Amerika Beri Militer Filipina Enam Drone Pengintai

Di Negara ini telah terjadi kerusuhan yang meningkat selama beberapa tahun terakhir karena kebijakan anti demokrasi Maduro dan keruntuhan ekonomi yang dipicu sebagian oleh jatuhnya harga minyak.

Walaupun ada dua serangan terhadap fasilitas pemerintah pada 2017, tetapi tidak ada yang memakai drone. Namun hingga berita ini ditulis, tidak jelas siapa pihak-pihak yang mungkin bertanggung jawab.

Apabila ini adalah benar-benar serangan pesawat tak berawak, itu mungkin merupakan babak baru yang gelap dalam penggunaan pesawat canggih tak berawak.

Ini menunjukkan bahwa upaya pengeboman dengan drone adalah kenyataan di luar zona perang. Selain itu, insiden ini bisa memberi kesimpulan bahwa pertahanan anti-drone mungkin merupakan kebutuhan praktis.

Baca juga: Otoritas Florida akan Gunakan Drone untuk Basmi Nyamuk

Maret lalu, Amerika Serikat (AS) memberi angkatan udara Filipina enam unit drone canggih senilai USD 13,2 juta atau setara lebih dari Rp 181 miliar, yang menjadi sistem pengawasan tak berawak pertama mereka.

Pemberian ini menjadi momentum peningkatan kerjasama kedua negara meningkatkan kerja sama dalam pertempuran melawan militan negara islam.

Washington telah meningkatkan dukungannya terhadap upaya kontra-teror Filipina sejak para militan merebut sejumlah wilayah di selatan kota Marawi tahun lalu. Aksi militan ini memicu pertempuran mematikan selama lima bulan.

Baca juga: Hati-hati! Terbangkan Drone di Indonesia Bisa Dipenjara

“Aset seperti ScanEagle secara signifikan akan memperbaiki kemampuan militer Filipina untuk mendeteksi aktivitas teroris, aktivitas pembajakan dan perambahan wilayah,” ujar Duta Besar AS untuk Manila Sung Kim. [WS/HBS]

Sumber: Engadget

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI