Prancis Siapkan Pasukan Robot Tempur untuk Medan Perang 2028

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan medan perang di masa depan: bukan manusia yang bertarung, melainkan robot-robot canggih dengan senjata mematikan. Ini bukan adegan film sci-fi, melainkan rencana nyata militer Prancis yang akan diwujudkan dalam waktu dekat.

Getty / Futurism

General Bruno Baratz, komandan program tempur masa depan Angkatan Darat Prancis, baru-baru ini mengumumkan target ambisius: mengerahkan unit robot tempur ke garis depan perang pada 2028. “Kami berharap memiliki kemampuan robot darat yang cukup maju dalam tiga tahun ke depan,” ujar Baratz dalam latihan robotika militer di dekat Paris.

Lonjakan investasi teknologi militer global memang sedang mencapai rekor tertinggi. Data menunjukkan, hanya dalam kurun 2021-2023, perusahaan modal ventura di AS saja telah menyuntikkan $100 miliar ke startup teknologi militer. Aliran dana besar ini mendorong perkembangan berbagai sistem persenjataan mutakhir, mulai dari sistem anti-drone hingga kawanan drone otonom.

Uji Coba Robot Tempur di Medan Simulasi

Dalam latihan militer yang dilaporkan Barrons, berbagai unit robot tak berawak dengan desain kaki, roda, dan rantai berhasil melewati rintangan dan menjebak perangkap yang dirancang menyerupai kondisi medan perang sesungguhnya. Robot-robot ini diharapkan dapat menjalankan berbagai misi, mulai dari pengintaian, perbaikan jarak jauh, hingga pembersihan ranjau.

“Sekarang kami perlu membuktikan bahwa robot-robot ini bisa lebih efektif saat berhadapan dengan musuh,” tegas Jenderal Tony Maffeis, kepala cabang teknis Angkatan Darat Prancis. “Robot harus mempermudah pertempuran, bukan menghambatnya.”

Target 2040 dan Pertanyaan Etis

Prancis sebenarnya telah mencanangkan target pengembangan robot tempur sejak 2021, sebagai bagian dari persiapan menghadapi “perang intensitas tinggi”. Rencana ini mencakup modernisasi peralatan, peningkatan cadangan tentara, serta investasi besar-besaran pada program drone dan robotika.

Namun, di balik ambisi teknologi ini tersimpan pertanyaan kritis: untuk apa sebenarnya pasukan robot ini akan digunakan? Presiden Emmanuel Macron telah menegaskan bahwa Prancis tidak akan mengirim pasukan ke konflik Rusia-Ukraina. Sementara itu, Prancis justru sedang menarik pasukannya dari negara-negara bekas jajahan di Afrika seperti Chad, Niger, dan Burkina Faso.

Sejarah menunjukkan Prancis tidak segan menggunakan taktik perang non-konvensional, mulai dari perang ekonomi di Guinea, spionase drone di Republik Afrika Tengah, hingga transfer senjata canggih ke Guyana yang kaya minyak. Dengan kemampuan robot tempur baru ini, kekhawatiran akan penyalahgunaan teknologi semakin mengemuka.

Getty / Futurism

Seperti yang terjadi di AS dengan pengembangan robot militer untuk lawan Covid-19, atau eksperimen robot dengan otak serangga, perlombaan senjata robotik global tampaknya akan semakin memanas. Pertanyaan besarnya: apakah umat manusia siap menghadapi konsekuensi etis dari perang yang semakin “terotomatisasi”?

Satu hal yang pasti, seperti dikatakan Jenderal Maffeis, robot-robot ini tidak akan dibiarkan menganggur di gudang. Dengan atau tanpa perang terbuka, teknologi ini akan menemukan jalan untuk digunakan – dan kita harus siap menghadapi segala konsekuensinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI