Telset.id – Inovasi ponsel dengan baterai berkapasitas besar dari perusahaan China seperti Oppo dan Xiaomi mulai mengancam dominasi Samsung dan Apple di pasar global. Dengan kapasitas mencapai 7.500 mAh, ponsel-ponsel ini menawarkan daya tahan hingga dua hari pemakaian normal, jauh melampaui flagship terbaru iPhone 17 Pro Max dan Galaxy S25 Ultra yang masih berkutat di angka 5.000 mAh.
Victor Hristov, Review Content Lead di PhoneArena, mengungkapkan bahwa spesifikasi baterai kini kembali menjadi pembeda utama di industri smartphone. “Setelah beberapa tahun lalu banyak yang menyatakan ‘spesifikasi sudah mati’, tahun 2025 justru membuktikan sebaliknya. Spesifikasi baterai besar ini bukan sekadar tren, tapi memberikan nilai nyata bagi pengguna,” ujarnya.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan PhoneArena, Oppo Find X9 Pro dengan baterai 7.500 mAh mampu bertahan selama 25 jam 34 menit untuk browsing web dan 13 jam 30 menit untuk streaming video YouTube. Angka ini sekitar 25-45% lebih lama dibandingkan iPhone 17 Pro Max dan Galaxy S25 Ultra yang memiliki kapasitas baterai sekitar 5.000 mAh.

Yang menarik, meski memiliki kapasitas baterai 50% lebih besar, ponsel-ponsel ini tidak terlalu berbeda dari segi ketebalan. Oppo Find X9 Pro hanya setebal 8.3mm dengan berat 224 gram, sementara iPhone 17 Pro Max memiliki ketebalan 8.75mm dengan berat 233 gram. Kemajuan teknologi baterai silicon-carbon dan sel bertumpuk memungkinkan peningkatan kapasitas tanpa mengorbankan desain.
Perubahan Paradigma Pengalaman Pengguna
Perbedaan kapasitas baterai yang signifikan ini membawa perubahan mendasar dalam pengalaman penggunaan smartphone. “Dengan ponsel yang bisa bertahan dua hari, pengguna tidak perlu khawatir mengisi daya setiap malam. Bahkan untuk perjalanan weekend singkat, mereka bisa meninggalkan charger di rumah,” jelas Hristov.
Fenomena ini semakin relevan mengingat inovasi di bidang lain, khususnya kamera, mulai mengalami stagnasi. Baik Apple maupun Samsung dalam beberapa tahun terakhir menggunakan sensor kamera yang sama dengan peningkatan kualitas yang tidak terlalu signifikan. Apple bahkan harus mempromosikan fitur profesional seperti ProRes RAW dan Genlock yang tidak dibutuhkan 99% pengguna biasa.
Baca Juga:
Ketika kualitas kamera antar berbagai merek sudah hampir setara, konsumen mulai beralih memperhatikan aspek lain yang memberikan perbedaan nyata dalam penggunaan sehari-hari. Daya tahan baterai menjadi pembeda utama di tahun 2025-2026, menggantikan kamera sebagai alasan utama upgrade smartphone.
Kerentanan Apple dan Samsung
Apple dan Samsung sebenarnya memiliki sumber daya dan kemampuan teknis untuk mengadopsi teknologi baterai besar lebih dulu. Namun, keterlambatan mereka dalam merespons tren ini mulai dianggap sebagai bentuk stagnasi, terutama ketika pesaing China berhasil menawarkan peningkatan signifikan tanpa mengorbankan desain.
“Dulu, baterai besar identik dengan ponsel tebal dan berat. Tapi sekarang, dengan kemajuan teknologi baterai silicon-carbon dan manajemen daya berbasis AI, ponsel bisa memiliki kapasitas lebih besar dalam dimensi yang sama,” tambah Hristov.
Meskipun demikian, Apple dan Samsung masih memiliki ‘jaring pengaman’ regulasi. Banyak merek China yang memimpin inovasi baterai besar ini menghadapi pembatasan atau larangan di Amerika Serikat karena masalah keamanan data dan faktor politik. Di banyak negara Eropa, kehadiran mereka juga terbatas karena hambatan impor dan tantangan distribusi.
Namun, perlindungan regulasi tidak sama dengan kekuatan kompetitif. Produk superior memiliki cara sendiri untuk menyeberang batas, baik melalui impor grey-market, media teknologi, atau perbandingan viral di platform seperti YouTube. Ketika konsumen di AS melihat review ponsel OnePlus atau Xiaomi yang bertahan dua hari dengan sekali charge, hal itu menanamkan ketidakpuasan terhadap produk Apple dan Samsung yang mereka gunakan.
Tekanan perbandingan ini pernah terjadi beberapa tahun lalu ketika Huawei memaksa Apple dan Samsung meningkatkan kualitas mode malam dan menambah lensa zoom. Kini dinamika serupa muncul di sektor baterai. Dengan perbedaan daya tahan dan kecepatan charging yang lebar, konsumen Barat mulai memandang Apple dan Samsung sebagai yang tertinggal, meski mereka tidak bisa membeli alternatif tersebut secara resmi.
Pasar smartphone terus berevolusi, dan inovasi baterai besar dari perusahaan China seperti Oppo dan Xiaomi menunjukkan bahwa persaingan di industri ini belum berakhir. Meski menghadapi tantangan regulasi, tekanan untuk berinovasi akan terus mendorong seluruh pemain pasar untuk meningkatkan kualitas produk, khususnya dalam hal yang paling dirasakan pengguna: daya tahan baterai.

                                    