Telset.id, Jakarta – Akibat pandemi Covid-19, Waze memutuskan untuk PHK karyawan serta menutup beberapa kantor mereka di kawasan Asia Pasifik dan Amerika Latin.
Menurut laporan The Verge, seperti dilansir Telset.id pada Kamis (10/9/2020), PHK karyawan yang dilakukan Waze disebabkan karena pandemi Covid-19 yang membuat jalanan sepi, dan juga banyak kota melakukan lockdown.
Alhasil, pengguna Waze yang berkendara pun berkurang karena jarang keluar rumah. Mereka rata-rata menjalani kehidupan new normal dengan melaksanakan kegiatan dari rumah secara online.
Berkurangnya jumlah pengguna berimbas pada anjloknya pendapatan iklan Waze. Alhasil, platform navigasi ini terpaksa mengurangi jumlah karyawan demi menjaga bisnis perusahaan.
Dilaporkan, Waze akan PHK 33 karyawan atau sekitar 5% dari total 555 total karyawan. Para karyawan Waze yang kena PHK akan menerima bantuan termasuk pesangon, bonus, dan asuransi kesehatan hingga awal 2021.
{Baca juga: Masuk ‘New Normal’, Aplikasi Terbaru Waze Tampil Lebih Ceria}
Selain PHK, Waze akan menutup kantor mereka yang ada di Asia Pasifik dan Amerika Latin, seperti di Malaysia, Singapura, Kolombia, Chili, dan Argentina.
Rencananya, Waze akan fokus pada sumber daya yang ada dan fokus pada kegiatan pemasaran di negara-negara tertentu seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Brasil, dan Meksiko.
“Kami telah memutuskan untuk memfokuskan sumber daya kami pada peningkatan produk untuk pengguna kami dan memfokuskan kembali upaya penjualan dan pemasaran kami pada sejumlah kecil negara bernilai tinggi,” kata CEO Waze, Noam Bardin.
{Baca juga: PHK 430 Karyawan, Bos Gojek: Maaf, Itu Kesalahan Kami}
Sejak Maret, pengguna Waze memang berangsur turun hingga 60%. Bahkan di Italia, aplikasi tersebut kehilangan hingga 90% pengguna.
Anjloknya pengguna yang aktif terus berlanjut sampai Mei. Waze mengalami penurunan yang tajam dengan rata-rata jumlah pengguna yang berkendara penurunan hingga 70%.
{Baca juga: Kini, Pengguna Waze Bisa Lihat Tarif Jalan Tol di Aplikasi}
Jumlah pengguna Waze sempat naik pada Juni, namun pada akhirnya aplikasi milik Google tersebut harus melakukan PHK dan menutup kantor mereka demi menjaga operasional agar bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. (NM/MF)