Telset.id, Jakarta – Peta interaktif online yang dibuat oleh ahli paleontologi yang berbasis di California, Amerika Serikat, memungkinkan untuk melihat kampung halaman Anda ratusan juta tahun lalu.
Ian Webster, sang penemu, mengatakan bahwa peta interaktif itu bertujuan untuk memicu daya tarik dan menghormati para ilmuwan yang bekerja setiap hari guna lebih memahami dunia kita dan masa lalunya.
{Baca juga: Desain Apple Maps Berubah, Kini Ada Peta Mall}
Menurut laporan New York Post, Webster merancang peta interaktif tersebut menggunakan aplikasi berbasis web yang meminjam model geologi dari seorang ahli geologi dan paleografer Christopher Scotese.
Dikutip Telset.id, Rabu (2/9/2020), peta interaktif itu memungkinkan pengguna untuk memasuki lokasi mana pun, termasuk kampung halaman Anda, lalu melihat di mana lokasinya selama 750 juta tahun terakhir.
“Perangkat lunak saya meng-geocode lokasi, menggunakan model Scotese untuk menjalankan lokasi mundur dalam hitungan waktu. Saya membuat sendiri visualisasi globe interaktifnya,” imbuh Webster.
Peta itu, Webster mengutarakan, bahkan bisa menunjukkan dinosaurus apa yang berkeliaran di dekat kampung halaman Anda. Bahkan, peta buatan Webster bisa melihat kapan bunga pertama mekar.
{Baca juga: Huawei Gandeng TomTom Bikin Aplikasi Peta Sendiri}
“Peta tersebut juga berisi kejutan menyenangkan, misalnya bagaimana AS dulu terbelah oleh laut dangkal, Appalachian dulu adalah pegunungan sangat tinggi sebanding Himalaya, dan lain-lain,” kata Webster.
Sebelumnya, Apple menghadirkan versi baru dari aplikasi Maps bagi penggunanya di Amerika Serikat (AS). Versi ini menampilkan desain Apple Maps yang baru, ditambah dengan sejumlah fitur terkini, termasuk peta bandara dan mall.
Apple sebelumnya menyatakan sedang membangun kembali desain aplikasi Maps yang paling sering digunakan oleh pengguna iPhone. Apple mengumpulkan data untuk Apple Maps via armada van dilengkapi yang sensor khusus.
Menurut laporan Reuters, Apple mengatakan bahwa aplikasi versi desain ulang akan menawarkan tampilan jalan, bangunan, dan fitur yang lebih komprehensif, termasuk 3D jalan layang.
Apple mengatakan, aplikasi versi serupa akan diluncurkan di seluruh Eropa dalam beberapa bulan mendatang. Bagaimana dengan Asia? Apple belum memberi pernyataan. Bisa jadi, Asia menjadi negara terakhir yang kebagian.
Ketika pertama diluncurkan beberapa tahun silam, aplikasi ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, sejumlah pengguna “tersesat” di jalan. Tak cuma itu, aplikasi peta digital tersebut membuat Apple tekor alias merugi hingga miliaran dolar. (SN/HBS)