Telset.id, Jakarta – Perusahaan induk Tiktok, Bytedance ketahuan membuat fitur yang menyerupai Deepfakes. Fitur tersebut memungkinkan pengguna membuat konten deepfakes sendiri. Benarkah?
Dilansir Telset.id dari Engadget pada Sabtu (04/01/2020), informasi tersebut pertama kali ditemukan oleh perusahaan riset Israel Watchful.ai. Kabarnya, induk perusahaan TikTok itu membuat fitur deepfakes dengan nama Face Swap dan kode fitur tersebut ada di TikTok dan aplikasi Douyin di Cina.
Fitur ini akan meminta pengguna untuk memindai wajah mereka dan kemudian mentransfer gambar ke video. Di satu sisi, fitur ini dapat dilihat sebagai inovasi dari teknologi pertukaran wajah lainnya.
{Baca juga: Adobe Gunakan AI untuk Deteksi Konten Deepfakes}
Namun fitur tersebut dianggap berbahaya. Apalagi, kita juga telah melihat bagaimana teknologi deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan konten palsu, sehingga membuat teknologi lebih mudah diakses. Fitur ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang apa yang bisa dilakukan ByteDance dengan data biometrik yang sensitif.
Tidak jelas apakah fitur Deepfakes akan dirilis ke pengguna Douyin atau TikTok. Pihak TikTok membantah jika ada fitur Deepfakes di aplikasi mereka sehingga tidak akan memperkenalkan fitur tersebut ke publik. Pihak ByteDance sendiri hingga saat ini engan berkomentar terkait temuan tersebut.
Deepfake adalah teknik untuk sintesis citra manusia menggunakan kecerdasan buatan. Teknologi tersebut biasanya digunakan untuk menggabungkan dan menempatkan gambar dan video yang ada ke sumber gambar atau video menggunakan teknik pembelajaran mesin. Hingga saat ini, konten deepfakes digunakan untuk menyebarkan video hoaks yang mengatasnamakan tokoh publik.
{Baca juga:Google Siapkan Senjata Ampuh Lawan Video Deepfakes}
Sementara Bytedance dituduh mengembangkan deepfakes, perusahaan lain seperti Google dan Adobe malah mengembangkan teknologi untuk melawan wajah palsu tersebut. Tujuannya agar masyarakat global bisa terhindar dari pengaruh video deepfakes. [NM/IF]
