Telset.id, Jakarta – Penelitian terbaru menguak fakta bahwa cuaca luar angkasa diduga kuat menjadi penyebab kapal Titanic tenggelam di Atlantik Utara. Cuaca luar angkasa memengaruhi navigasi dan komunikasi Titanic.
Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Weather’s Royal Meteorological Society, Mila Zinkova menulis bahwa cuaca luar angkasa tak hanya memengaruhi navigasi dan komunikasi Titanic, tetapi juga operasi penyelamatan.
“Peristiwa cuaca antariksa signifikan dalam bentuk badai geomagnetik sedang hingga kuat yang menurut bukti pengamatan berlaku di Atlantik Utara pada saat tragedi itu,” tulis Zinkova dalam abstrak studi terverifikasi.
Titanic menabrak gunung es di Atlantik Utara pada 14 April 1912, pukul 11.40 malam, saat melakukan pelayaran perdana dari Southampton, Inggris, ke New York, Amerika Serikat. Kapal Titanic tenggelam lebih dari dua jam.
{Baca juga: Printer 3D Terbesar di Dunia Bisa Cetak Kapal Boat}
Akibat peristiwa tersebut, 1.500 nyawa melayang. Zinkova, yang berpredikat sebagai peneliti cuaca independen dan pensiunan programmer komputer, telah menerbitkan sejumlah makalah penelitian terkait insiden dan penyebab kapal Titanic bisa tenggelam.
Ada contoh lain dari sistem yang memengaruhi cuaca luar angkasa di Bumi. Menurut NASA, pada 2 September 1859 silam, cuaca luar angkasa mengakibatkan gangguan layanan telegraf dalam insiden “The Carrington Event”.
Pada 13 Maret 1989, arus yang diinduksi secara geomagnetik berdampak kepada jaringan listrik Hydro-Québec di Kanada. Kegagalan transformator mengakibatkan pemadaman, memengaruhi lebih dari enam juta orang.
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Minggu (4/10/2020), rekaman menakutkan dari penyelaman yang diperoleh BBC menunjukkan haluan kapal Titanic yang berkarat dan bagian lambung kapal yang rusak.
{Baca juga: Sangar! Manuver Perahu Terbang Candela Seven di Danau Swiss}
Meski kondisi bangkai kapal memburuk secara cepat, kaca masih dapat dilihat di beberapa lubang intip Titanic. Pada 2017, sebuah surat bernoda laut yang ditemukan dari tubuh korban Titanic dijual di lelang seharga USD 166 ribu atau setara Rp 2,4 miliar.
Sekstan yang digunakan oleh kapten kapal penyelamat Carpathia dijual dengan harga hanya di bawah USD 97.000 setara Rp 1,4 miliar pada 2016.
Piala korban Titanic, Molly Brown, kepada kapten Carpathia dijual USD 200 ribu atau setara Rp 2,9 miliar pada 2015. (SN/MF)