Pengadilan Rusia Perintahkan Pemblokiran Telegram

Telset.id, Jakarta – Pengadilan Rusia mengeluarkan instruksi pemblokiran aplikasi pesan instant Telegram. Keputusan tersebut sebagai tindak lanjut gangguan komunikasi yang dialami oleh jutaan pengguna sehingga muncul perselisihan antara perusahaan teknologi global dan otoritas Rusia.

Dilaporkan The Verge, perintah pemblokiran Telegram datang seminggu setelah pengawas komunikasi Rozkomnadzor mengajukan gugatan pembatasan akses ke Telegram. Gugatan timbul gara-gara Telegram menolak memberi akses ke keamanan Rusia untuk memantau enkripsi pesan pengguna.

Berdasarkan data terakhir, Telegram mempunyai lebih dari 200 juta pengguna di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, terdapat para pejabat senior pemerintah Rusia. Mereka berkomunikasi melalui pesan terenkripsi yang tak bisa dibaca oleh pihak ketiga.

Pihak keamanan federal FSB di Rusia mengaku membutuhkan akses ke enkripsi pesan untuk menjaga kemungkinan serangan teroris. Permintaan tersebut ditolak oleh Telegram dengan alasan menghormati privasi para pengguna.

Pavel Chikov, pengacara yang mewakili Telegram, mengatakan bahwa keputusan pengadilan telah memperingatkan tentang bahaya operasional di Rusia.

Sementara itu, CEO Telegram, Pavel Durov disebutkan masih memikirkan langkah selanjutnya terkait perintah pemblokiran Telegram oleh pengadilan Rusia.

Awal April 2018 lalu, pemerintah Rusia mengajukan gugatan untuk memblokir aplikasi pesan instant enkripsi Telegram. Sikap tegas tersebut dilakukan setelah Telegram menolak menyerahkan kunci enkripsi kepada pemerintah Rusia.

Baca juga: Pemerintah Rusia Ancam Blokir Telegram

Sebagaimana diketahui, pemerintah Rusia meminta kepada Pavel Durov selaku pemilik Telegram untuk menyerahkan kunci enkripsi. Rusia ingin membaca seluruh percakapan pengguna Telegram guna mengetahui soal potensi bahaya keamanan negara.

Pengadilan Mahkamah Tinggi Rusia mengajukan permintaan itu atas perintah badan pertahanan dan intelijen KGB. KGB ingin memegang percakapan rahasia para pengguna Telegram sebagai tindak lanjut kemenangan Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia untuk kali keempat.

Asal tahu saja, usai memenangkan lagi pemilihan Presiden, Putin langsung mengeluarkan kebijakan pencegahan dan pemberantasan aksi terorisme yang bisa saja terorganisir dan direncanakan lewat aplikasi Telegram.[SN/HBS]

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI