Telset.id, Jakarta – Pengacara Chief Financial Officer Huawei, Meng Wanzhou, sedang merinci daftar email, catatan, dan lain-lain. Ia ingin membuktikan bahwa hak-hak Meng dilanggar sebelum ditangkap pada Desember 2018 lalu di bandara Vancouver dengan tuduhan penyalahgunaan wewenang.
Meng, yang sekarang berusia 47 tahun, ditangkap di bandara Vancouver pada 1 Desember 2018 atas permintaan Amerika Serikat (AS). Ia didakwa melakukan penipuan dan dituduh menyesatkan bank HSBC tentang bisnis Huawei Technologies Co Ltd di Iran.
{Baca juga: Bos Huawei Disidang dengan Kaki Diikat Alat Pemantau}
Meng menyatakan tidak bersalah dan berjuang melawan ekstradisi. Di Mahkamah Agung British Columbia, pengacara Meng mencari dokumen penting dari Departemen Kehakiman Kanada (DOJ) serta Badan Layanan Perbatasan Kanada atau CBSA.
Pengacara Meng juga mencari dokumen lain dari Royal Canadian Mounted Police (RCMP). Tiga lembaga itu mengklaim telah memenuhi standar hukum. Namun demikian, ada “aura kenyataan” bahwa ada dokumen lain yang sampai kini belum diungkap.
Menurut Reuters, seperti dikutip Telset.id, Selasa (1/10/2019), jika ternyata lembaga-lembaga tersebut terbukti secara sah membantu membuktikan bahwa pejabat Kanada menyalahgunakan wewenang, proses ekstradisi harus seketika dihentikan.
Dokumen-dokumen yang diminta oleh pengacara Meng berkaitan dengan koordinasi 30 November 2018, menjelang penangkapan. Menyikapi hal itu, pengacara jaksa agung Kanada memulai argumen lisan atas nama AS di ruang sidang Pengadilan Vancouver.
{Baca juga: Bos Huawei Minta Karyawan Siap Tempur, Kalau Tidak…}
Sekadar informasi, proses ekstradisi dijadwalkan akan dimulai pada Januari 2020 mendatang. Para ahli mengatakan, perselisihan hukum terkait kasus penangkapan Meng dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Kasus masih berjalan di pengadilan. [SN/HBS]
Sumber: Reuters