Telset.id, Jakarta – Penelitian terbaru menyebut bahwa teka-teki mengenai kehidupan alien mendekati kenyataan. Penelitian mencatat bahwa RNA atau asam ribonukleat, relatif sederhana dibanding DNA alias asam deoksiribonukleat.
Sekadar informasi, DNA membutuhkan sekitar 40 hingga 100 nukleotida agar kehidupan tetap ada. Sebaliknya, menurut penelitian tersebut, nukleotida dapat secara spontan terhubung untuk membentuk RNA mengingat kondisi kimia yang tepat.
“Namun, perkiraan saat ini menunjukkan, angka ajaib 40 hingga 100 nukleotida seharusnya tidak mungkin dalam volume ruang yang kita anggap sebagai alam semesta yang dapat diamati,” kata penulis utama penelitian, Tomonori Totani.
{Baca juga: Ilmuwan NASA Temukan Markas Alien di Planet Mars}
Meski demikian, lanjutnya, ada lebih banyak hal di alam semesta daripada yang dapat diamati. Dalam kosmologi kontemporer, disepakati bahwa alam semesta mengalami periode inflasi yang cepat, menghasilkan wilayah ekspansi yang luas.
Dikutip Telset.id dari New York Post, Kamis (12/03/2020), wilayah ekspansi yang dihasilkan berada di luar cakrawala. Memfaktorkan volume yang lebih besar tersebut ke model-model abiogenesis sangat meningkatkan peluang terjadinya kehidupan alien di luar angkasa.
Dipercaya bahwa jumlah bintang di alam semesta yang dapat diamati diperkirakan 10 sextillion, bisa pula 10 googol. Hal itu membuat keberadaan struktur RNA praktis tak terelakkan. “Saya didorong rasa ingin tahu dan pertanyaan besar,” tambah Totani.
{Baca juga: Planet Alien Sedang Menuju Tepi Kehancuran, Kenapa?}
Menggabungkan penyelidikannya baru-baru ini ke dalam kimia RNA dengan sejarah panjang tentang kosmologi, ia mulai menyadari bahwa ada cara yang masuk akal bahwa dunia ini telah berubah dari kondisi abiotik (tak bernyawa) menjadi biotik.
“Sebuah pemikiran yang menarik dan saya berharap penelitian dapat mengungkap asal usul kehidupan, termasuk alien. Menurut saya, menggunakan cara-cara tersebut, teka-teki kehidupan alien mendekati kenyataan,” tukas Totani. (SN/MF)
