Telset.id, Jakarta – Karim Baratov, peretas asal Kanada, akhirnya mendapat vonis lima tahun penjara setelah terbukti bersalah membobol tiga miliar akun Yahoo pada 2014 silam. Menurut hakim, Baratov terbukti bekerja di bawah arahan dua agen FSB alias mata-mata dari Rusia.
Sebelumya, selain Baratov, ada tiga nama lain yang diduga terlibat atas peretasan tiga miliar akun Yahoo. Mereka adalah Dmitry Dokuchaev, Igor Sushchin, dan Latvia Alexsey. Lantaran diketahui sebagai warga negara Rusia dan minim bukt keterlibatan, ketiganya pun terbebas dari hukuman.
“Baratov terlibat dalam peretasan miliaran akun Yahoo dengan mengirim kata sandi. Ia mendapat imbalan uang. Apa yang telah ia lakukan masuk dalam kategori pencurian identitas. Ia juga melakukan konspirasi, bertentangan dengan undang-undang penipuan dan penyalahgunaan,” kata hakim seperti dilansir TechCrunch.
November 2017 lalu, pengadilan Amerika Serikat menggelar sidang kasus peretesan miliaran akun Yahoo dengan terdakwa Baratov. Yang menarik, dalam persidangan itu, terungkap bahwa Baratov juga telah melakukan peretasan 80 email Google atas permintaan pihak ketiga.
Pemuda berusia 22 tahun tersebut juga mengaku telah membobol 11.000 akun e-mail, baik atas pesanan agen Rusia maupun permintaan pihak lain. Jurubicara Presiden Rusia sempat membantah tuduhan itu. Ia menyebut, dua agen FSB tidak ada hubungannya dengan peretasan yang dilakukan Baratov.
Baca juga: Pembobol Jutaan Akun Yahoo Mengaku Pesanan Rusia
Baratov ditangkap oleh pihak kepolisian siber Amerika Serikat pada 2016 lalu. Lantaran hanya ada sedikit bukti yang dimiliki oleh pihak kepolisian siber negara itu, Baratov sempat dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan Amerika Serikat.
Yahoo sebelumnya telah mengakui bahwa ratusan miliaran akun email telah diretas pada 2016 lalu. Awalnya, mereka mengaku ada 500 juta data pengguna, seperti nomor telepon, kata sandi, dan data sensitif lain yang diretas. Seiring berjalannya waktu, diketahui bahwa jumlah akun yang dibobol mencapai miliaran. [SN/HBS]
Sumber: Techcrunch