Peluncuran Satelit Satria Masih Tunggu Sumber Dana

Telset.id, Jakarta – Indonesia akan meluncurkan Satelit Republik Indonesia (Satria), yang akan menjadi satelit Internet cepat terbesar di Asia. Pemerintah sedang mencari dana untuk peluncuran Satelit Satria, yang ditargetkan dapat dioperasikan pada kuartal keempat 2022.

Menkominfo Johnny G Plate mengatakan bahwa pemerintah menargetkan financial closing untuk peluncuran satelit Satria akan rampung pada kuartal pertama 2020.

{Baca juga: Pemerintah Siapkan Satelit SATRIA untuk Jangkau Daerah Terpencil}

“Kami targetkan financial closing selesai di kuartal pertama 2020,” ujar Menkominfo Johnny G. Plate dalam paparannya saat rapat kerja dengan Komisi I DPR-RI di Gedung Nusantara II DPR-RI, Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Proyek Satelit Satria nantinya diharapkan dapat menuntaskan masalah konektivitas pada layanan publik pemerintah. Satelit ini akan menjadi solusi bagi daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh Proyek Palapa Ring.

Menkominfo Johnny mengungkapkan bahwa satelit ini diperuntukkan untuk pemerintah, Sekolah, Puskesmas, Kantor Desa, Koramil, Polsek yang membutuhkan akses internet.

Satelit ini memiliki kapasitas 150 Gbps yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Kurtz Above Band atau KA-Band. Cakupan layanan Satria akan mencapai hampir 150 ribu titik layanan publik di seluruh wilayah Indonesia.

Proyek ini menggunakan skema pembayaran ketersediaan layanan atau Availability Payment/AP selama 15 tahun masa konsesi dengan nilai total Rp 20,68 Triliun yang meliputi nilai CAPEX, OPEX, dan perhitungan pengembalian investasi yang wajar. Pembayaran AP akan menggunakan anggaran di dalam lingkungan Kominfo.

{Baca juga: Ini Tarif Sewa Jaringan Palapa Ring Tengah}

Satria sendiri menjadi satelit Internet cepat terbesar di Asia, sedangkan di dunia menjadi nomor 5 dari sisi kapasitas. Angka 21 triliun ini adalah angka untuk membangun, meluncurkan, mengoperasikan dan memilihara dalam waktu 15 tahun.

Proyek Satelit Satria didukung penuh dan dimonitor oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berperan sebagai Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).

Proses pengadaan Badan Usaha Pelaksana (BUP) proyek SMF Satria dikelola oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.

Pihak penjamin adalah PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dan didukung pula oleh konsorsium yang terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara, PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera telah ditetapkan sebagai pemenang dan mereka telah membentuk PT Satelit Nusantara Tiga pada 26 April 2019 lalu.

{Baca juga: BAKTI Targetkan Merdeka Sinyal Tahun 2020}

Konstruksi Satria akan dimulai pada akhir tahun 2019 dan ditargetkan selesai dan bisa diluncurkan pada kuartal kedua tahun 2022. PT Satelit Nusantara Tiga telah menunjuk Thales Alenia Space sebagai manufaktur satelit, dan akan memakai roket Falcon 9 milik SpaceX yang akan membawa Satria ke slot orbit 146 derajat Bujur Timur.

Menurut Menkominfo Johnny, bahwa Satelit Satria diharapkan dapat beroperasi pada 2023 nanti untuk mendukung konektivitas layanan publik di wilayah Indonesia. [NM/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI