Telset.id, Jakarta – Palapa Ring memberikan dampak positif di Papua. Menurut Ceo Yayasan Kitong Bisa, Billy Mambrasar, bahwa proyek jaringan Internet itu dapat mengembangkan ekosistem startup di Bumi Cendrawasih itu.
Menurut Billy, salah satu kendala dalam pengembangan startup di Papua adalah soal konektivitas dan akses. Dengan koneksi internet dan akses jalan yang minim maka sulit melakukan pendampingan.
{Baca juga: Palapa Ring Tingkatkan Peluang Bisnis di Indonesia Bagian Timur}
“Kan Papua itu medannya cukup sulit untuk kita datang dan mendampingi,” kata Billy di Kantor Kominfo, Jakarta Selasa (15/10/2019).
Tetapi semuanya bisa teratasi dengan Palapa Ring. Dengan koneksi internet 4G yang prima dari Palapa Ring maka pendampingan yang dilakukan Billy bisa lewat teknologi. Misalnya dengan dialog lewat Video Call atau Skype.
“Dengan keterkoneksian palapa ring ini, teman-teman yang di rural yang jauh itu bisa kita dampingi secara Skype, video call, atau secara teknlologi yang lain. Dengan peningkatan mentoring yang terus menerus, makan akan terjadi peningkatan jumlah yang berhasil secara signifikan kedepannya,” tambah Billy.
Papua sendiri telah memiliki 23 Startup yang berfokus pada aspek teknologi, kesehatan dan budaya. Misalnya saja ada aplikasi yang memberikan konseling terhadap penyakit HIV/AIDS serta startup pendidikan yang bertujuan untuk memberantas buta huruf.
“Di 23 founders itu berisi anak muda Papua yang selama ini telah membangun Indonesia secara diam-diam,” ucap Billy.
{Baca juga: Internet Dicekik, Pelaku Startup di Papua Menjerit}
Yayasan Kitong Bisa merupakan gerakan yang berfokus pada pengembangkan startup di Papua. Billy memprediksi jika Palapa Ring akan meningkatkan minat pemuda papua untuk ikut pelatihan startup menjadi 20%.
“Maksudnya dari 100 orang yang kita training, paling 5 orang saja yang bisnisnya jalan ujung-ujungnya. Lewat Palapa Ring kita akan naikkan jadi 20%” tutur Billy. [NM/HBS]