Telset.id, Jakarta – Belum habis kasus Simjacker, masyarakat kembali dikejutkan oleh serangan kepada SIM Card yang merugikan pengguna. Dengan nama WIBattack serangan ini dianggap dapat membajak aktifitas internet Anda.
Dilansir Telset.id dari Engagdet pada Minggu (29/09/2019), peneliti dari Ginno Security menjelaskan jika WIBAttack merupakan kerentanan yang menyasar Wireless Internet Browser (WIB) yang berada pada SIM Card.
WIBattack akan menginfeksi telepon melalui teks SMS yang diformat dengan hati-hati yang menyerang kartu yang tidak mengaktifkan fitur keamanan utama. WIBattack juga dapat mengirim teks, memulai panggilan, mengarahkan browser web Anda ke situs tertentu, menampilkan teks dan mengirim info lokasi.
Kerentanan ini juga mampu melacak lokasi perangkat, mengarahkan pengguna ke situs web phishing dan memungut biaya panggilan ke nomor tol. Ginno Security telah memberi pengarahan kepada Asosiasi GSM tentang WIBattack, meskipun tidak diketahui bagaimana resmi Asosiasi GSM.
{Baca juga: Cegah Simjacker, Kominfo Gelar Rapat dengan Operator?}
Ginno memperingatkan bahwa ada ratusan juta ponsel dengan kartu SIM berkemampuan WIB mungkin berisiko. Sedangkan berdasarkan laporan dari Security Research Labs, dari 800 kartu yang diuji, hanya 10,7% yang terpasang WIB, dan 3,5% di antaranya rentan terhadap serangan seperti Simjacker.
Sebelumnya para peneliti di perusahaan keamanan bernama AdaptiveMobile Security melaporkan tentang kerentanan baru bernama Simjacker yang menggunakan SIM Card ponsel untuk mata-matai pengguna.
Karena semua merek maupun model ponsel dapat digunakan dengan Simjacker, lebih dari satu miliar perangkat kemungkinan terpengaruh secara global. AdaptiveMobile Security meyakini hal itu adalah ulah perusahaan swasta.
{Baca juga: Cegah Simjacker, Kominfo Gelar Rapat dengan Operator?}
Adaptive Mobile Security menemukan bahwa operator di 30 negara yang mewakili lebih dari satu miliar pengguna ponsel memiliki teknologi S @ T aktif. Laporan tersebut mengindikasikan bahwa individu dilacak setiap hari. [NM/HBS]