4 ‘Mitos Google’ Terkait Privasi Data Pengguna, Benarkah?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Demi menghadirkan rasa aman kepada para pengguna, Google menjawab berbagai mitos terkait keamanan privasi data pengguna Google yang banyak beredar di tengah-tengah masyarakat.

Dalam sebuah acara yang digelar secara online pada Selasa (30/06/2020), raksasa teknologi tersebut meluruskan berbagai mitos terkait privasi data pengguna Google.

Penjelasan ini disampaikan langsung oleh Product Manager Google, Greg Fair. Menurutnya, Google selalu menjaga informasi pengguna dengan melakukan perlindungan yang pro aktif.

{Baca Juga: Google Doodle Tampilkan Subak Bali, Warisan Dunia Asli Indonesia}

“Kami menjaga keamanan informasi Anda dengan memastikan bahwa kami melindunginya secara proaktif,” ujarnya.

Berikut ini beberapa mitos terkait privasi pengguna yang diluruskan oleh Google:

Google Menyimpan Data Pengguna Selamanya

Mitos ini kerap kali terdengar. Disebutkan, semua data terkait privasi pengguna akan disimpan oleh Google selamanya. Mitos ini lantas dibantah oleh pihak Google.

Faktanya, pengguna bisa menghapus semua data terkait privasi mereka dengan adanya fitur self-destruct. Bahkan untuk para pengguna baru, Google menawarkan fitur auto-delete.

Tahun lalu, Google meluncurkan fitur kontrol hapus otomatis, yang memberikan pengguna pilihan untuk meminta Google menghapus data Histori Lokasi, penelusuran, suara, dan aktivitas YouTube setelah 3 bulan atau 18 bulan secara otomatis dan berkelanjutan.

Pengguna Tidak Memiliki Kontrol Terhadap Data Mereka

Mitos yang kedua, banyak pengguna yang beranggapan bahwa mereka tidak memiliki kontrol penuh pada data milik mereka sendiri. Benarkah demikian?

Google menjelaskan bahwa perusahaan selalu berusaha memberi pengguna kontrol terhadap data mereka. Apakah dengan membantu Anda mengelola setelan dengan alat-alat yang proaktif di Akun Google, atau membuat setelan tersebut lebih mudah ditemukan.

{Baca Juga: Google Tambahkan Label Cek Fakta Hasil Pencarian Gambar}

Pengguna bisa melakukan kontrol ke akun Google melalui penelusuran, atau memanfaatkan incognito mode yang kini bisa diaktifkan di Google Chrome, Google Search, Maps, dan YouTube.

Google Memanfaatkan Data Pengguna untuk Mencari Uang

Kemudian, ada juga mitos yang berkembang bahwa Google memanfaatkan data pribadi milik pengguna yang mereka kumpulkan untuk mencari uang.

Google dengan tegas membantah hal ini. Menurut mereka, semua informasi terkait data pengguna mereka gunakan untuk meningkatkan layanan dan produk yang juga dinikmati oleh pengguna.

Google Menjual Data Pribadi Pengguna

Mitos yang tak kalah ramai dibicarakan adalah bahwa Google memanfaatkan data pribadi pengguna dan menjualnya pada pihak lain yang tidak berkepentingan.

{Baca Juga: Lacak Pengguna ‘Incognito Mode’, Google Digugat Rp 70 Triliun}

Menjawab tudingan ini, Google mengatakan dengan tegas bahwa mereka sama sekali tidak pernah menjual data pribadi milik pengguna pada pengiklan ataupun pihak lainnya.

“Saat mendesain produk, kami berfokus pada tiga prinsip penting: menjaga keamanan informasi Anda, memperlakukannya secara bertanggung jawab, dan memberikan kontrol pengelolaannya kepada Anda,” pungkas Google. (HR/MF)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI