Telset.id, Jakarta – Microsoft dan Amazon saling sikut untuk memenangkan kontrak komputasi awan atau cloud computing Pentagon senilai USD 10 miliar atau sekira Rp 140, 45 triliun. Lantas, siapa yang berhasil memenangkan persaingan?
Seperti dikutip Telset.id dari Reuters, Minggu (27/1/2019), Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa Microsoft akhirnya mengalahkan Amazon dalam mendapatkan kontrak strategis bernilai tinggi tersebut.
{Baca juga: Pentagon Bikin “Daftar Haram” Software Buatan Rusia dan China}
Proses penawaran kontrak cloud computing itu sempat dalam pusaran konflik kepentingan. Bahkan, Presiden Donald Trump telah terlibat perdebatan dengan bos Amazon, Jeff Bezos. Trump mengaku mendapat keluhan dari perusahaan lain.
Kontrak Cloud Infrastruktur Usaha Bersama atau The Joint Enterprise Defense Infrastructure Cloud (JEDI) adalah bagian dari upaya modernisasi digital yang dilakukan Pentagon supaya mampu bergerak lebih gesit secara teknologi.
Secara khusus, JEDI akan memberi akses lebih baik kepada para militer ke data dan cloud dari medan perang dan lokasi terpencil lain. Kini, gonjang-ganjing perihal Amazon pun berakhir dan Microsoft muncul sebagai pemenang.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Amazon mengaku terkejut dengan keputusan Pentagon. Amazon punmempertimbangkan opsi untuk memprotes keberhasilan Microsoft memenangkan proyek komputasi awan Pentagon.
Meskipun Pentagon cukup membanggakan kekuatan tempur sebagai yang paling kuat di dunia, teknologi informasi yang dimiliki nyatanya belum memadai. Para pejabat mengeluhkan sistem komputer yang ketinggalan zaman.
{Baca juga: Mundur dari Proyek Cloud Pentagon, Ada Apa dengan Google?}
“Jika menjadi seorang tentara yang berada di medan perang, saya ingin sebanyak mungkin mendapatkan data,” kata Letnan Jenderal Jack Shanahan, direktur Joint Intelligence Center, kepada wartawan pada Agustus 2019 lalu. [SN/HBS]
Sumber: Reuters
