JAKARTA – Untuk pertama kalinya Indonesia berpartisipasi dalam Skype-a-Thon, sebuah acara tahunan Microsoft yang bertujuan untuk menghubungkan ruang kelas dari berbagai belahan dunia, sekaligus menunjukkan bagaimana teknologi dapat meningkatkan pengalaman belajar.
Delapan puluh peserta dari empat sekolah di Indonesia, yakni Springfield Permata Buana, SMP Al-Azhar Pusat, SMPN 12 Yogyakarta, dan Sampoerna Academy Bogor mengawali partisipasi Indonesia dalam ajang global tahunan yang telah diselenggarakan sejak tahun 2009 ini.
Terhitung tanggal 3 dan 4 Desember penyelengaraan Skype-a-Thon 2015, Skype-a-Thon berhasil menempuh 3.046.124 mil perjalanan virtual untuk Indonesia. Angka ini menunjukkan seberapa jauh jarak yang ditempuh antara para pengguna Skype selama Skype-a-Thon.
“Sejalan dengan misi Microsoft untuk memberdayakan setiap murid di dunia agar mampu melakukan hal-hal yang lebih baik, Microsoft mengadakan Skype-a-Thon untuk mendorong terjadinya proses belajar mengajar tanpa batasan ruang dan waktu,” ujar Benny Kusuma, Education Lead, Microsoft Indonesia.
Penyelenggaraan Skype-a-Thon di Indonesia dimulai dengan proses belajar mengajar yang melibatkan pembicara dari kota atau bahkan negara lain. Pada 3 Desember yang lalu, Springfield Permata Buana berkesempatan untuk melakukan Skype-a-Thon pertama di Indonesia bersama Anthony Salcito, Vice President of Worldwide Education, Microsoft dengan mengangkat topik “Pentingnya Teknologi dalam Menyiapkan Masa Depan Karir Generasi Muda”. Materi dan diskusi yang dilakukan berjalan interaktif, dengan antusiasme tinggi dari para pengajar dan siswa.
Yuli Tjia, Kepala Sekolah Springfield School mengatakan, Tidak hanya siswa, para pengajar pun mendapatkan pengalaman belajar baru yang menyenangkan melalui Skype-a-Thon. Penggunaan teknologi, multimedia, dan visual ternyata mampu meningkatkan interaksi proses belajar mengajar dan membantu siswa untuk menyerap materi secara lebih efektif.
Kegiatan Skype-a-Thon di Springfield School menembus 8.400 mil perjalanan virtual antara Kedoya, Jakata dengan Redmond, Amerika. Namun, jarak ini terbukti tidak menjadi masalah karena komunikasi yang terbangun tetap bersifat dua arah dan mampu menghadirkan pengalaman belajar berbeda. (MS)