Telset.id, Jakarta – Di tengah simpang-siur kabar rencana Google memasuki kembali pasar China yang sempat ditinggalkannya pada 2010 lalu, muncul bocoran mengenai sistem yang akan dipergunakan mesin pencarian Google untuk China.
Dilansir The Verge, Sabtu (15/9/2018), Google dilaporkan tidak hanya menggusur privasi penggunanya, bahkan melacak mereka. Caranya dengan membuat sistem yang bakal otomatis melacak pengguna mesin pencari Google ke nomor ponsel mereka.
Sistem yang akan diterapkan dalam aplikasi yang akan dinamakan Dragonfly alias capung ini mau tak mau harus dijalankan supaya lolos aturan yang ketat di China.
Seperti diketahui, China sangat keras melarang pencarian terhadap sejumlah topik di Internet, seperti hak asasi manusia (HAM), protes mahasiswa dan hadiah nobel dengan alasan keamanan dan ketertiban negara.
Baca juga: Jangan Takut Typo, Sekarang Ada Grammarly di Google Docs
Dengan sistem pelacakan ini, pengguna yang menulis pencarian mengenai topik-topik terlarang tersebut bakal secara otomatis ditelusuri identitasnya. Namun tidak diketahui secara pasti apa sanksi yang akan diberikan jika ada pengguna yang nekat mencari kata-kata haram itu.
Narasumber bocoran yang dirahasiakan jatidirinya ini juga mengungkapkan ke The Intercept bahwa sistem tersebut akan membelokkan hasil pencarian topik pencemaran cuaca dan udara dengan data yang terkait kedokteran dengan sumber di China.
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi dari pihak Google mengenai Dragonfly dan tidak ada tanggapan mereka terhadap berita mengenai proyek tersebut.
Raksasa teknologi AS itu sebelumnya mengatakan bahwa mereka hanya melakukan “eksplorasi” bekerja pada layanan pencarian di China dan menegaskan tidak meluncurkan produk pencarian di negara ini dalam waktu dekat.
Rupanya tidak hanya pejabat Kongres AS yang penasaran terhadap kasak-kusuk Google di China itu. Bahkan 1.400 karyawan Google juga merasa ada yang disembunyikan mengenai proyek tersebut.
Para karyawan menandatangani surat yang menuntut transparansi mengenai Dragonfly dan kemitraan Google dengan perusahaan China.
Baca juga: Jaksa Selidiki Kasus Dugaan Pengumpulan Data oleh Google
The Intercept baru-baru ini bahkan melaporkan bahwa peneliti senior Google, Jack Poulson mengundurkan diri untuk memprotes sikap perusahaannya. Dia mengungkapkan sudah ada lima karyawan yang keluar karena Dragonfly.
Sebenarnya tanpa adanya sistem tautan ke nomor telepon, penelusuran dengan Dragonfly juga tidak akan aman. Pasalnya pemerintah China juga memiliki lembaga kontrol yang dapat mengakses data pengguna yang dihosting di Negeri Panda itu. [WS/HBS]
Sumber: The Verge