Telset.id, Jakarta – Metode pendidikan yang diajarkan kepada para siswa di sekolah mendapat kritikan dari pakar komputer di Google. Komputer bisa jauh lebih pintar karena mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada siswa di sekolah.
Pendapat tersebut diungkapkan oleh Jonathan Rochelle, kepala tim manajemen produk di Google for Education. Rochelle mengatakan bahwa teknik yang digunakan untuk mengajarkan mesin-mesin jauh lebih efektif untuk membuat mereka (mesin) lebih pintar ketimbang metode yang digunakan untuk mengajar manusia (siswa).
Rochelle menjelaskan bahwa adanya perbedaan mendasar dalam pola pengajaran yang diberikan selama ini. Perbedaannya adalah mesin mempelajari algoritma dan sistem untuk membangun pengetahuan, sementara para siswa dijejali dengan fakta dan persamaan (matematika), tapi tidak diajarkan bagaimana caranya untuk belajar.
Banyak hasil studi tentang metode pembelajaran pada anak anak memang sejalan dengan kritik atau pendapat yang disampaikan Rochelle. Mendidik anak dalam berpikir secara kognitif akan bisa membuat mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih pintar.
Menurutnya, anak-anak di sekolah seharusnya tidak hanya disuruh menghafalkan tanggal-tanggal peristiwa bersejarah, atau hanya disuruh mengingat berbagai rumus matematika.
Anak-anak sebaiknya perlu mengembangkan kemampuan dalam menggabungkan informasi yang masih mentah, dan kemudian mereka akan bisa menarik kesimpulan ketika diberikan sebuah masalah yang lebih spesifik.
Rochelle menyebutkan bahwa kemampuan kognitif inilah yang menjadi dasar bagaimana algoritma di komputer bekerja. Komputer IBM Watson bisa menjadi sangat pintar karena terus-menerus menyerap informasi baru dan dicocokan dengan kerangka kerja yang diberikan sejak awal.
Jadi setiap kali komputer IBM Watson dihadapkan pada pertanyaan yang asing, sistem masih akan bisa menyampaikan tebakan yang logis berdasarkan pengetahuan dari masalah-masalah didapat sebelumnya.
Kabar baik bagi anak-anak kita adalah bahwa metode pengajaran – seperti strategi pemrograman – bisa berubah. “Pemrograman tidak selalu mengambil pendekatan algoritma,” kata Rochelle.
Rochelle mencontohkan bagaimana pelajaran teknik mesin yang diajarkan pada 30 tahun yang lalu sudah sangat berbeda dengan yang diajarkan saat ini. Rochelle berharap nantinya para pendidik juga bisa beradaptasi dengan pola pengajaran yang lebih efektif.
Para guru jangan hanya sekedar mengajarkan rumus tertentu sambil lalu saja, tapi juga bisa memberikan pemahaman tentang tata cara sebuah rumus dan kapan rumus itu dapat dipakai.
Jadi ketika para siswa sudah belajar dengan metode itu, maka Anda atau para guru tidak lagi harus memberikan mereka jawaban soal. Para siswa cukup diberikan pancingan berupa sepotong informasi yang berujung pada kesimpulan.
“Dengan begitu, kita akan mengajarkan kepada anak-anak bagaimana cara untuk menarik sebuah kesimpulan,” jelas Rochelle. [HBS]