Telset.id, Jakarta – Menkominfo Johnny G. Plate menanggapi terkait kasus Spyware Pegasus yang menginfeksi WhatsApp. Johnny akan berkomunikasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menyelidiki kasus tersebut lebih lanjut.
Sebelumnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kominfo dengan Komisi 1 DPR pada Selasa (05/11/2019), anggota DPR Komisi 1, Sukamta bertanya apakah Kominfo selama ini sudah melakukan investigasi atau tidak terkait kasus peretasan tersebut.
{Baca juga: Rapat dengan DPR, Menkominfo Johnny Salah Sebut Komisi}
“Pertanyaan saya apakah Kemenkominfo sudah lakukan investigasi soal ini atau belum, kalau sudah hasilnya apa. dan tindakan yang sudah diambil apa untuk melindungi masyarakat indonesia yang menggunakan WhatsApp,” ujar Sukamta.
Johnny pun menanggapi pertanyaan tersebut. Johnny berdalih jika Kominfo akan berbicara dengan BSSN dan akan mengkaji lebih lanjut mengenai kasus tersebut.
“Hal-hal yang geostrategis tentu kita harus berbicara dengan lembaga yang berkompeten, yaitu BSSN. Kominfo setelah ini saya akan melihat, cyber patrol Kominfo, deteksinya sudah ada,” kata Menkominfo Johnny.
Johnny enggan panjang mengenai kasus tersebut. Namun dirinya akan berkomunikasi dengan BSSN untuk mendeteksi apakah spyware tersebut berdampak bagi pengguna WhatsApp di Indonesia.
“Tapi langkah lanjutnya yang berkaitan dengan geostrategis, BSSN yang memiliki tugas. Kami akan berkomunikasi dengan BSSN untuk saling memberikan exchange of information,” tutup Johnny.
Sosok Spyware Pegasus menjadi perhatian dunia. Pasalnya Spyware Pegasus disebut-sebut sebagai biang keladi atas kasus peretasan WhatsApp yang menargetkan 1.400 orang dari berbagai pihak, termasuk diplomat, pembangkang politik, wartawan, dan pejabat senior pemerintah. Spyware ini dibuat oleh perusahaan asal Israel, NSO Group.
{Baca juga: Jahatnya Kemampuan Spyware Pegasus yang Infeksi WhatsApp}
Facebook, sebagai perusahaan pemilik WhatsApp pun mengungkap sejumlah fakta dari kemampuan spyware Pegasus, dalam gugatannya terhadap NSO Group.
Facebook menyebut bahwa NSO Group menyusupkan Pegasus melalui fitur video call WhatsApp. Saat spyware tersebut masuk, Pegasus langsung menjalankan kode berbahayanya di smartphone korban. [NM/HBS]