Telset.id, Jakarta – Aplikasi jejaring profesional LinkedIn mengaku jika mereka menggunakan 18 juta alamat email pengguna untuk memasang iklan demi mendapat banyak anggota. Pelanggaran ini diketahuan usai pihak LinkedIn dipanggil ke Ireland Data Protection Commissioner (DPC)
Dilansir Telset.id dari PhoneArena pada Senin (26/11) penyelidikan DPC Irlandia bermula dari satu keluhan pengguna yang diterima pada tahun 2017 lalu.
Setelah diselidiki, ternyata LinkedIn menggunakan 18 juta alamat email non-anggota supaya lebih banyak orang mendaftar ke layanan mereka.
Pihak DPC menemukan bahwa layanan LinkedIn di Amerika Serikat telah mengakuisisi 18 juta alamat email tersebut, dan menggunakannya dalam bentuk hash untuk menempatkan iklan bertarget di platform Facebook.
Berdasarkan laporan DPC yang dirilis pada Jumat lalu (23/11) LinkedIn AS melakukan hal tersebut tanpa instruksi dari LinkedIn Irlandia selaku anak perusahaan yang benar-benar mengendalikan data.
Kasus ini dianggap menarik perhatian DPC karena terjadi tepat sebelum General Data Protection Regulations (GDPR) di Eropa akan diberlakukan.
Adapun GDPR sendiri adalah peraturan tentang perlindungan data yang ditetapkan bagi seluruh perusahaan di dunia yang menyimpan, mengolah atau memproses personal data penduduk dari 28 negara yang tergabung dalam Uni Eropa.
Peraturan ini pun mendapat perhatian serius dari LinkedI karena sebelum kasus ini berlangsung mereka sedang melakukan proses pemindahan data dari Irlandia ke Amerika Serikat.
Hal serupa juga dilakukan Facebook yang memindahkan kontrol data 1,5 miliar pelanggan dari Irlandia ke Amerika Serikat sebelum peraturan tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa LinkedIn dan Facebook berusaha menghindari peraturan tersebut dengan memindahkan data mereka ke benua Amerika.
Diceritakan bahwa pihak LinkedIn menyelesaikan kasus ini secara damai dengan berhenti menggunakan data pengguna. Namun pihak DPC tetap melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mendeteksi apakah kasus penyalahgunaan data dengan motif lain juga terjadi disana.
“Kami menghargai investigasi 2017 DPC atas keluhan tentang kampanye iklan dan sepenuhnya bekerja sama. kami mohon maaf. Kami telah mengambil tindakan yang tepat, dan telah meningkatkan cara kami bekerja untuk memastikan bahwa ini tidak akan terjadi lagi,” tulis Denis Kelleher selaku kepala privasi EMEA LinkedIn.
“Selama audit, kami juga mengidentifikasi satu area lebih lanjut di mana kami dapat meningkatkan privasi data untuk non-anggota dan kami secara sukarela mengubah praktik kami sebagai hasilnya,” tambahnya.