Lagi, Twitter Tutup 143 Ribu Aplikasi Bot

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Twitter menutup lebih dari 143 ribu aplikasi di platform sejak April 2018 lalu. Aplikasi tersebut diketahui biasa digunakan untuk mengendalikan akun-akun bot yang bisa mengirim cuitan secara otomatis.

Keputusan Twitter tersebut merupakan bagian dari komitmen menyeterilkan platform dari semua kegiatan berbau hoaks. Pihak Twitter mengaku memang sedang memperketat application programming interfaces (API)

Sekadar informasi, API adalah serangkaian kode dan protokol untuk menghubungkan satu aplikasi dengan aplikasi lain. Twitter memperketat API supaya pengembang pihak ketiga bisa menciptakan aplikasi lain yang terhubung sistem.

“Kami berkomitmen menyediakan akses ke platform untuk produk dan layanan. Kami ingin Twitter menjadi sarana berinteraksi yang lebih baik,” jelas Direktur Senior Manajemen Pengembangan Produk Twitter, Rob Johnson, dilansir Wired.

Mei dan Juni 2018, Twitter telah menghapus lebih dari 70 juta akun bot yang digunakan untuk menyebarkan informasi palsu. Twitter melakukannya lantaran mengetahui bahwa platform kian dibanjiri oleh cuitan spam, pelanggaran privasi, dll.

Selama Oktober hingga Desember 2017, Twitter juga telah menangguhkan sekitar 58 juta akun. Akun tersebut ditangguhkan lantaran dianggap konten ekstremis dan juga boot di belakang upaya disinformasi Rusia selama kampanye presiden AS.

Mulai Selasa (24/7), pengembang yang ingin mendapatkan akses untuk membuat aplikasi otomatis di Twitter wajib melalui proses pendaftaran baru. Sebab, Twitter akan meminta detail mengenai tujuan penggunaan aplikasi tersebut.

Twitter juga sudah memberlakukan pembatasan umur. Aplikasi microblogging ini memblokir pengguna yang masih di bawah umur ketika mereka mendaftar, bahkan jika mereka sekarang berusia di atas 18 tahun.

Perusahaan memberlakukan penangguhan akun ini pada tanggal 25 Mei, pada hari ketika peraturan privasi yang baru diberlakukan. Twitter akan mengunci akun setiap pengguna yang tanggal kelahirannya menunjukan masih berusia di bawah 13 tahun pada saat membuat akun.

“Saya menerima pesan yang mengatakan akun saya sekarang terkunci, dan akan memerlukan izin orangtua untuk memproses data saya, atau akun saya akan dihapus,” kata seorang pengguna berusia 20 tahun, kepada Guardian.

Pengguna tersebut mendaftar akun Twitter pada tahun 2009 tanpa memasukkan ulang tahun, Namun, kemudian dia memasukkan usia palsu ketika Twitter menanyakan tambahan informasi itu, hingga akhirnya dia memperbarui hari ulang tahunnya yang sebenarnya. [SN/HBS]

Sumber: Wired

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI