Telset.id, Jakarta – Goldman Sachs memperkirakan bahwa laba operasi Samsung pada kuartal keempat tahun 2022 bisa bermasalah, lantaran turun sebanyak 58,3% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
Perusahaan investasi dan perbankan global asal Amerika tersebut memperkirakan laba operasi Samsung Electronics akan menjadi KRW 5,8 triliun atau sekitar Rp70,6 triliun pada kuartal keempat tahun 2022 ini.
Perkiraan tersebut menurun dari sebelumnya, dimana diperkirakaan dapat mencapai KRW7,8 triliun atau setara Rp94,9 triliun.
Jika apa yang diperkirakan Goldman Sachs akurat, laba operasional Samsung pada kuartal 4 tahun 2022 ini menunjukan penurunan sebanyak 58,3% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Lantas, apa penyebabnya?
BACA JUGA:
- Ekonomi Dunia Lesu, Produksi Smartphone Merosot di Q3 2022
- Ada Masalah Harga, Peluncuran Seri Samsung Galaxy S23 Ditunda
Menurut perusahaan lagi, penurunan laba opersional ini sebagian besar diakibatkan oleh keuntungan yang terpangkas di unit bisnis semikonduktor Samsung. Dimana Samsung akan meraup laba operasional sebanyak KRW1,5 triliun atau sekitar Rp18,2 triliun dari bisnis chip Samsung di kuartal 4.
Laba operasional tersebut menunjukan penurun tajam sebsar 83% dari laba operasional Samsung dari unit semikonduktor pada kuartal keempat tahun 2021. Yang mana ini akan menjadi laba operasional terendah untuk bisnis semikonduktor Samsung sejak 2009 silam.
Di sisi lain, perkiraan pendapatan Goldman Sachs untuk Samsung jauh berbeda dibandingkan dari perusahaan pialang lokal Korea Selatan, yang memproyeksikan laba yang lebih besar.
Bank investasi global mengaitkan penurunan laba yang anjlok ini dengan melemahnya kinerja di sektor chip memori global dan penurunan pengiriman smartphone serta TV dari Samsung.
Mereka juga menduga Samsung akan membukukan penurunan laba operasi yang lebih besar di tahun depan karena siklus penurunan chip memori pasar global.
BACA JUGA:
- Kondisi Keungan Memburuk, Samsung Hidupkan “Mode Darurat”
- Penjualan Galaxy Z Flip4 & Fold4 di Indonesia Terbanyak Kedua di Dunia
Sementara itu, beberapa analis lokal memproyeksikan perubahan haluan untuk pasar chip memori pada tahun 2023, yang kemungkinan membuat prospek jangka pendek Samsung tidak terlihat bagus.
Samsung juga kemungkinan akan menghadapi kuartal 4 yang menantang di 2022 dan menjalani tahun yang sulit di 2023 karena penurunan permintaan chip semikonduktor dan faktor lainnya. [FY/IF]