Telset.id, Jakarta – Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan pihaknya akan melakukan monitoring terkait ancaman serangan Spyware Pegasus yang menginfeksi WhatsApp. Menurutnya, hingga saat ini Kominfo belum melihat dampak dari virus jahat itu terhadap pengguna WhatsApp di Indonesia.
Menkominfo Johnny mengatakan bahwa sementara ini Spyware Pegasus belum berdampak di Indonesia. Namun dirinya tidak bisa memastikan apakah virus tersebut benar-benar tidak sampai ke Indonesia, karena masih melakukan pemantauan.
{Baca juga : Tanggapan Menkominfo Johnny Terkait Spyware Pegasus}
“Sejauh ini monitoring kita belum terlihat itu, tapi gak bisa saya bilang tidak berdampak. Kalau nanti ternyata ada bagaimana? makanya kita monitoring,” kata Johnny di Kantor Kominfo Jakarta, Kamis (07/11/2019).
Politisi Nasdem tersebut mengaku akan bertemu dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait masalah tersebut. Namun dirinya enggan menjelaskan agenda pertemuannya agar rencana mereka tidak bocor ke publik khususnya para peretas.
“Saya akan mengadakan pertemuan dengan BSSN tapi gak perlu kasih tahu semuanya. Nanti kalau dikasih tahu semuanya, peretas bergerak dengan cara yang lain lagi. Namanya juga spy kan harus hati-hati,” tambah Johnny.
Menkominfo pun berpesan agar masyarakat Indonesia untuk melakukan pembaruan terhadap aplikasi WhatsApp mereka. Tujuannya agar keamanan mereka bisa tetap terjaga dan terhindar dari Spyware Pegasus.
“Nah supaya tidak berdampak di Indonesia, maka software-nya di update, kalau diminta kita update,” ujarnya.
{Baca juga: Jahatnya Kemampuan Spyware Pegasus yang Infeksi WhatsApp}
Sosok Spyware Pegasus menjadi perhatian dunia. Pasalnya spyware ini disebut-sebut sebagai biang keladi atas kasus peretasan WhatsApp yang menargetkan 1.400 orang dari berbagai pihak, termasuk diplomat, pembangkang politik, wartawan, dan pejabat senior pemerintah.
Spyware ini dibuat oleh perusahaan asal Israel, NSO Group. Facebook, sebagai perusahaan pemilik WhatsApp pun mengungkap sejumlah fakta dari kemampuan spyware Pegasus, dalam gugatannya terhadap NSO Group.
Facebook, sebagai perusahaan pemilik WhatsApp pun mengungkap sejumlah fakta dari kemampuan spyware Pegasus, dalam gugatannya terhadap NSO Group.
Raksasa media sosial besutan Mark Zuckerberg itu menyebut bahwa NSO Group menyusupkan Pegasus melalui fitur video call WhatsApp. Saat spywaretersebut masuk, Pegasus langsung menjalankan kode berbahayanya di smartphone korban.
{Baca juga: UPDATE: Mayoritas Serangan WhatsApp Targetkan Petinggi AS}
“Celah keamanan ini memungkinkan hacker masuk dan menjalankan kode berbahaya di perangkat korban,” jelasnya, seperti dikutip dari Times of India, Sabtu (02/11/2019).
Pegasus juga memiliki tiga tingkatan untuk memata-matai korbannya. TIngkat pertama, mereka melakukan inisial data ekstraksi, kemudian melakukan pemantauan pasif, dan mengumpulkan data korban secara aktif.
Yang berbahaya, NSO Group ternyata merancang Pegasus untuk dapat menahan komunikasi yang dikirim dan diterima dari perangkat korban. Bukan cuma komunikasi via WhatsApp, tapi juga melalui aplikasi chatting populer lain, seperti iMessage, SKype, Telegram, WeChat, Facebook Messenger, dan aplikasi lainnya.
{Baca juga: Data Ribuan Pengguna WhatsApp Diintai Perusahaan Israel}
Selain itu, spyware ini bekerja tanpa terdeteksi. Pasalnya, ia tidak menguras habis baterai perangkat korban, memori dan penggunaan data yang sedikit, sampai pengaturan self-destruct ketika ketahuan sistem keamanan smartphone.
[NM/HBS]