Jakarta – Staf Microsoft Indonesia kemarin ramai-ramai tidak datang ke kantor. Apakah mereka sedang melakukan demo? Tidak! Para karyawan Microsoft Indonesia itu tengah berpartisipasi pada kampanye “Office Out-of-Office” atau “Office OOF”. Apa itu?
Walaupun para pekerja Microsoft tidak hadir di kantor secara fisik, namun mereka tetap aktif bekerja dari berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Jakarta. Berkat tool kolaborasi Microsoft Lync, SharePoint, dan platform produktivitas berbasis cloud Yammer dan Office 365 dari laptop dan Windows Phone.
Semua staf Microsoft Indonesia tetap terhubung dan bekerja dari tempat-tempat seperti kafe, kantor klien, pameran, bahkan di bus.
Kegiatan ini menggambarkan tren yang dicatat oleh data Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2012 tentang peningkatan jumlah gadget di Indonesia yang mencapai 240 juta unit atau melebihi jumlah penduduk Indonesia.
Selain itu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) juga mencatat bahwa 65 persen pengguna internet Indonesia lebih sering terhubung ke dunia maya melalui perangkat mobile mereka.
Tren ini menunjukkan bahwa para pekerja maupun individu kini menjadi lebih mobile, karena memiliki pilihan untuk tetap aktif bekerja di manapun ada koneksi ke internet.
“Kerja tidak lagi didefinisikan sebagai tempat yang kita datangi setiap hari. Kerja kini diartikan sebagai apapun aktivitas yang kita lakukan, hasilkan, dari manapun, kapanpun,” kata Andreas Diantoro, Presiden Direktur Microsoft Indonesia di Jakarta, Kamis (13/6).
Menurutnya, Microsoft telah menerapkan gaya bekerja yang fleksibel, dengan memanfaatkan teknologi Microsoft seperti Lync, SharePoint, Yammer dan Office 365 untuk berinteraksi, berinovasi, dan tetap produktif.
“Lync, salah satu komponen Office 365, merupakan bagian tak terpisahkan dari aktivitas kami sehari-hari agar tetap terhubung satu sama lain, dengan pelanggan maupun partner, di manapun kami berada,” jelasnya.
Kini, dengan terhubungnya Lync dengan SKYPE, lanjut Andreas, semua pengguna Lync juga akan tersambung dengan ratusan juta pengguna SKYPE. “Momentum Out-of-Office Day ini merupakan bagian dari upaya kami mempromosikan dan memperkenalkan budaya kerja baru yang hebat,” imbuhnya.
Dia menyebutkan, melalui interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi, serta pengalaman yang ingin mereka bagi bersama mitra dan pelanggan. “Kami, serta perusahaan lain di Indonesia, seperti AirAsia Indonesia dan Mitra Integrasi Informatika,” pungkas Andreas.
Microsoft telah mengkonversi standar pekerjaan di semua kantor mereka di seluruh dunia menjadi hot-desking. Setiap orang memiliki loker untuk menyimpan barang dan dokumen masing-masing, sementara kantor dirancang untuk menjadi paperless.
“Kami sudah terbiasa bekerja secara hot-desking, tidak ada tempat duduk tetap bagi setiap orang,” kata Marta Jonatan, Direktur Human Resources, Microsoft Indonesia.
Selain peningkatan produktivitas melalui penggunaan tools yang memungkinkan karyawan bekerja dari luar kantor, perusahaan juga menghemat biaya ruang kantor, energi, dan infrastruktur. Staf juga dapat leluasa memilih berada di kantor, atau menghindari kemacetan lalu lintas dan memanfaatkan waktu mereka bersama pelanggan atau keluarga.[HBS]