Kemkomdigi vs Konten Ibes: Facebook Blokir 6 Grup Menyimpang

REKOMENDASI

ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Jika Anda mengira ruang digital Indonesia sudah steril dari konten menyimpang, bersiaplah terkejut. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemkomdigi) Angga Raka Prabowo baru saja mengungkap tindakan tegas terhadap enam grup Facebook berisi konten inses yang telah dibekukan Meta. “Ini sudah sangat meresahkan dan tidak bisa ditolerir,” tegas Angga di Jakarta, Jumat (9/6/2025).

Kasus ini mencuat setelah viralnya grup bernama ‘Fantasi Sedarah’ dengan ribuan anggota. Kontennya yang memuat pengalaman hubungan sedarah langsung memantik gelombang kecaman warganet. Respons cepat Kemkomdigi dan Meta menjadi bukti nyata kolaborasi pemerintah-platform dalam membersihkan ekosistem digital.

Mekanisme Pemblokiran: Dari Laporan ke Tindakan

Alexander Sabar, Dirjen Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, menjelaskan alur pemblokiran yang hanya memakan waktu 48 jam sejak laporan diterima. “Kami berkoordinasi langsung dengan tim trust and safety Meta,” ujarnya. Langkah ini paralel dengan upaya sebelumnya seperti penutupan 1,3 juta situs judi online dalam setengah tahun terakhir.

Meta sendiri menerapkan tiga lapis verifikasi sebelum memblokir grup:

  • Analisis AI terhadap pola percakapan
  • Tinjauan manual oleh tim berbahasa Indonesia
  • Pemeriksaan cross-check dengan database pelanggaran sebelumnya

Ancaman Hukum dan Perlindungan Anak

Angga menegaskan konten ini bukan hanya melanggar norma, tapi juga UU Perlindungan Anak dan KUHP. “Khususnya ketika melibatkan anak di bawah umur, ini termasuk kejahatan berat,” tegasnya. Polisi kini menyelidiki admin dan anggota aktif grup untuk dijerat Pasal 292 KUHP dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

Pelajaran penting dari kasus ini adalah efektivitas kolaborasi lintas sektor seperti yang pernah sukses dalam memerangi transaksi judi online. Masyarakat diminta aktif melaporkan konten sejenis melalui aduankonten.id – kanal yang sama digunakan untuk melaporkan 4.500 konten kekerasan seksual anak sepanjang 2024.

Ekosistem digital Indonesia terus diuji dengan konten-konten berbahaya. Seperti kasus game Rape Day yang ditarik dari Steam karena kontroversi serupa, perlindungan terhadap kelompok rentan harus menjadi prioritas bersama. “Ini bukan tentang sensor, tapi tentang menyelamatkan generasi,” pungkas Alexander.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI

HARGA DAN SPESIFIKASI