Telset.id, Jakarta – Deputi Akses Permodalan Kemenparekraf, Fadjar Hutomo meminta kepada startup untuk jangan banyak bakar duit di tahun 2020. Menurutnya startup bisa kehilangan investor jika banyak membakar duit.
Menurut Fadjar prilaku bakar duit pada awal bisnis memang wajar. Namun Fadjar menyarankan agar pelaku startup jangan terlena dengan terus membakar duit maka startup bisa ditinggal investor.
{Baca juga: Ini 3 Tantangan Startup Versi Kemenparekraf}
“Belum menghasilkan harus bakar duit dulu, tapi ngebakarnya dari mana? Kalo terus-terusan dari injeksi kan lama-lama gak betah juga, makanya mereka harus punya portfolio lain yang menghasilkan case flow,” ujar Fadjar di Jakarta, Kamis (23/01/2020).
Menurut Fadjar pelaku startup tidak boleh berfokus untuk mengejar investasi untuk pendanaan saja karena inti dari sebuah bisnis adalah mencari keuntungan. Artinya startup harus memikirkan bagaimana menjual dan mencari keuntungan dari produk atau layanan mereka.
“Justru ketika semua biavara kembali ke basic, menurut saya akan lebih ke trigger. Ya itu tantangannya. Semua harus profit,” tambah Fadjar.
Terakhir ketika ditanya potensi startup di tahun 2020 ini, Fadjar menganalisa jika pelaku startup perlu mengembangkan layanan dan produk di bidang kesehatan dan pendidikan.
Kedua hal tersebut masih menjadi persoalan sehingga menjadi bidang yang potensial untuk dikembangkan oleh pelaku startup.
“Persoalan terbesar negeri ini adalah edukasi dan kesehatan, so dari masalah yang terbesar itulah akan muncul potensi startup,” tutup Fadjar.
Sebelumnya, isu perilaku bakar uang menjadi alasan Lippo Group menjual sebagian sahamnya di OVO.
{Baca juga: Soal Pertumbuhan Startup, Menkominfo : Indonesia Nomor 5 di Dunia}
Menurut pendiri Lippo Group, Mochtar Riady perilaku perusahaan yang rajin membakar uang menjadi alasan kenapa mereka akhirnya menjual sahamnya di perusahaan penyedia layanan uang elektronik itu hingga menjadi 30% saja.
“Bukan melepas tapi kita menjual sebagian. Sekarang tinggal 30% dan dua per tiga kita harus menjual sebagian,” ujar Mochtar. [NM/HBS]