Telset.id, Jakarta – Google, YouTube, Facebook, hingga Twitter menggunakan sistem artificial intelligence (AI) untuk mengurangi kehadiran karyawan di kantor, menyusul kebijakan pengosongan kantor demi mengatasi virus Corona atau Covid-19. Namun, AI Google dan lainnya berpotensi ngaco dan tidak akurat dalam mengatasi konten bermasalah, kenapa?
Sekadar informasi, di tengah wabah virus Corona, Google, YouTube, Facebook, Twitter, dan hampir semua perusahaan teknologi memperbolehkan karyawan bekerja dari rumah. Dalam melakukan sensor, mereka bergantung kepada perangkat lunak penghapusan otomatis.
Dalam sebuah blog, Google mengatakan bahwa untuk mengurangi kehadiran di kantor, YouTube dan divisi bisnis lain untuk sementara mengandalkan AI dan alat otomatis untuk sensor konten yang bermasalah.
{Baca juga: Google, Facebook, Microsoft dkk Sepakat Perangi Hoaks Corona}
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Kamis (19/03/2020), perangkat lunak seperti itu tidak selalu seakurat manusia. Juga, waktu penyelesaian untuk banding terhadap keputusan ini mungkin lebih lambat.
Facebook bahkan akan bekerja dengan vendor kontrak tatkala semua pengulas konten pulang tanpa batas dengan tetap menerima gaji bulanan. Facebook melakukan moderasi dan sensor menggunakan sistem khusus.
{Baca juga: Cuma Lima Menit, Tutorial Install GMS di Huawei Mate 30 Pro}
AI Facebook belajar mengidentifikasi materi ofensif dengan menganalisis petunjuk digital untuk aspek-aspek umum. “Waktu respons bakal lebih lama dan mungkin akan ada lebih banyak kesalahan,” kata Facebook.
Twitter tak ketinggalan akan meningkatkan penggunaan AI serupa. Pasalnya, Twitter menyadari bahwa kinerja alat tersebut tidaklah sempurna. Ia memberi tahu bakal ada kesalahan sistem dalam menganalisa konten. (SN/MF)