Telset.id, Jakarta – Kacific Broadband Satellites Group (Kacific) telah memilih Petro1 sebagai mitra untuk menggelar layanan broadband di Indonesia. Petro1 ditunjuk menjadi mitra penyediaan layanan ground infrastructure di Indonesia untuk satelit terbarunya yang dibangun oleh Boeing.
Nantinya, Petro1 akan mengoperasikan dan menyediakan layanan first level untuk gateway Kacific dari fasilitas mereka yang terletak di Surabaya dan Pasuruan, Jawa Timur.
“Satelit Kacific akan diluncurkan pada akhir tahun 2019. Kacific memilih untuk menempatkan ground infrastructure di Indonesia, karena merupakan pasar yang penting bagi kami,” kata CEO Kacific, Christian Patouraux dalam keterangan resminya.
{Baca juga: Satelit Prancis Bakal Dilengkapi Senapan Mesin dan Laser}
Saat ini, layanan satelit Kacific meliputi pulau-pulau terpencil atau terluar Tanah Air, dan membantu menghubungkan kurang lebih 119 juta masyarakat yang saat ini belum terhubung dengan internet.
Dengan antena berukuran 9 meter, dan didukung oleh sejumlah teknologi canggih lainnya, Christian memastikan kalau layanan mereka bisa mencakup seluruh wilayah kepulauan Tanah Air.
Perusahaan ini juga berjanji akan menyiapkan jaringan pita lebar berkecepatan tinggi dengan biaya terjangkau untuk melayani berbagai perusahaan telekomunikasi, penyedia layanan jasa internet (ISP), serta pemerintahan.
“Petro1 diperkuat oleh tim teknisnya yang sangat terlatih dan memiliki akses ke banyak fasilitas terbaik. Mereka akan memastikan kinerja yang optimal dari satelit Kacific di Indonesia,” jelasnya.
{Baca juga: Tol Langit Diresmikan, Jokowi: Jangan untuk Sebar Berita Hoaks}
Dijelaskan Christian, tim Petro1 pun akan berusaha sekuat tenaga untuk memberikan layanan VSAT berkecepatan tinggi yang handal melalui lokasi stasiun buminya di Surabaya dan Pasuruan.
Dikombinasikan dengan pita lebar Kacific, lanjut Christian, maka akan memperkuat layanan-layanan seperti mobile backhaul untuk jaringan selular dan internet broadband untuk pelaku bisnis UMKM.
“Layanan itu akan meningkatkan konektivitas dan akses internet di wilayah yang saat ini berada jauh di luar jangkauan infrastruktur terestrial,” pungkasnya. (FHP)