Telset.id – Para peneliti di Jepang berhasil menciptakan kabel serat optik dengan kecepatan luar biasa mencapai 1,02 petabit per detik. Dengan kecepatan ini, pengguna bisa mengunduh seluruh koleksi film dan serial Netflix sebanyak 30 kali hanya dalam waktu satu detik.
Kabel revolusioner ini dikembangkan oleh Institut Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Jepang (NICT) bersama Sumitomo Electric Industries. Teknologi ini mampu mentransmisikan data sejauh 1.808 kilometer dengan efisiensi tinggi.
Yang mengejutkan, kabel ini hanya setebal sehelai rambut manusia dengan diameter 0,125 mm. Desainnya menggunakan 19 inti dalam satu lapisan kelongsong standar, memungkinkan penerapan langsung pada infrastruktur jaringan yang ada tanpa perlu penggantian besar-besaran.
“Manufaktur kabel ini tidak butuh perubahan besar. Kita bisa produksi massal dengan teknologi pabrik saat ini,” kata insinyur dari Sumitomo Electric.
Baca Juga:
Siap Sambut Era 6G dan Komputasi Kuantum
Teknologi ini diyakini akan menjadi tulang punggung infrastruktur digital masa depan, termasuk untuk jaringan 6G, kecerdasan buatan (AI), dan komputasi kuantum. Tim peneliti juga sedang mengembangkan sistem pemrosesan sinyal berbasis AI untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi transmisi.
Setiap inti pada kabel berfungsi sebagai jalur data terpisah, menciptakan “jalan tol 19 jalur” untuk data. Ini jauh lebih efisien dibanding kabel tradisional yang hanya menggunakan satu inti. Kabel ini juga mampu mempertahankan performa tinggi di pita C dan L, standar global untuk komunikasi optik komersial.
Kehilangan sinyal pada kabel ini 40% lebih rendah dari teknologi sebelumnya, dengan efisiensi mencapai 1,86 eksabit per detik per kilometer – sekitar 14 kali lebih efisien dari kabel optik konvensional.
Tahan Gangguan dengan Teknologi MIMO
Sistem ini dirancang tahan gangguan dengan teknologi pemrosesan sinyal canggih MIMO yang mampu membedakan 19 sinyal berbeda secara bersamaan. “Ini seperti bisa mendengarkan 19 percakapan di ruangan bising secara bersamaan,” jelas perwakilan NICT.
Penemuan ini dipresentasikan dalam OFC 2025 Conference di San Francisco, bersamaan dengan prediksi bahwa lalu lintas data global akan tiga kali lipat pada tahun 2030. Dengan kecepatan dan efisiensi luar biasa, kabel serat optik 19 inti ini berpotensi menjadi standar baru dalam infrastruktur internet global.
Perkembangan teknologi kabel bawah laut terus mengalami kemajuan signifikan. Sebelumnya, Indosat membangun jaringan kabel bawah laut dengan kapasitas 18 Tbps, sementara Amazon bersiap meluncurkan proyek Kuiper sebagai saingan Starlink.
Dunia semakin dekat pada era di mana download besar bisa selesai sebelum pengguna sempat berkedip. Teknologi ini membuka peluang baru bagi pengembangan layanan digital masa depan yang membutuhkan bandwidth sangat besar.