JAKARTA – Sejak awal tahun 2015, BlackBerry terus menjadi topik hangat pemberitaan di media. Namun bukan karena kesuksesannya menjual handset, perusahaan asal Kanada ini justru ramai diberitakan akan dijual. Meski telah beberapa kali memberikan bantahan, tapi rumor tersebut masih terus menggelinding semakin panas.
Untuk kesekian kalinya CEO BlackBerry, John Chen menegaskan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk menjual perusahaan, setidaknya untuk saat ini.
“Saya tidak punya niat untuk menjual BlackBerry. Pemegang saham sedang melihat nilai saham perusahaan pada angka yang diinginkan. Setelah itu, kemungkinan BlackBerry bisa saja dijual,” kata John Chen dalam sebuah wawancara di CBC.
BlackBerry memang saat ini tengah terseok-seok dipasar saham. Jika dibandingkan saat masih dikenal sebagai Research in Motion pada tahun 2008 lalu, sahamnya bisa dijual senilai USD 140 per saham. Kini nilai saham BlackBerry melorot jauh hingga di bawah USD 10 per lembar saham.
Keterpurukan BlackBerry dimulai saat kemunculan iPhone, smartphone ikonik buatan Apple. BlackBerry yang sempat menguasai pasar smartphone akhirnya gagal bersaingan dengan iPhone.
Perusahaan terus mengalami kerugian dan diterpa krisis keuangan yang cukup parah. Hingga akhirnya masuklah John Chen yang ditunjuk sebagai nakhoda baru BlackBerry pada dua tahun lalu. Masuknya pria asli Hong Kong ini diharapkan bisa mengangkat kembali performa BlackBerry yang terpuruk.
Harapan begitu besar dibebankan di pundak Chen yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan BlackBerry di masa lalu. Jika harapan itu bisa tercapai, maka mungkin penjualan akan menjadi opsi yang paling mungkin dilakukan, karena nilai perusahaan bisa lebih baik dibandingkan harus menjualnya sekarang.
“Jika ada peminat potensial yang tepat bisa mengambil alih perusahaan ini, saya memiliki tanggung jawab untuk mendengarkan. Tapi sampai saat ini, belum ada niat ke arah sana (penjualan perusahaan),” ujar Chen.
Meski saat ini penjualan smartphone BlackBerry tengah terpuruk, namun Chen menegaskan tidak memiliki rencana untuk keluar sepenuhnya dari bisnis hardware. Dia beralasan karena faktor emosional, sehingga akan sangat beresiko.
“Alasan emosional menjadi pertimbangan, Kami membuat handset yang paling aman. Semua orang tahu, termasuk semua pesaing kami mengakuinya. Bahkan, pemerintah di seluruh dunia masih menggunakan handset BlackBerry,” katanya.
“Bisa dibilang, kamilah yang memulai industri ini, BlackBerry adalah ikon untuk industri (smartphone),” pungkas Chen.
Well, Anda dapat menyimak wawancara lengkap John Chen dengan Amanda Lang, wartawan dari CBC pada video di bawah ini: