Telset.id, Jakarta – Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, sekarang punya pulau sendiri. Ia nampak “berkeliaran” di pulaunya itu sendirian. Mau ngapain ya? Coba cek di game Animal Crossing.
“Pulau Biden,” sebutan situs promosi yang dibangun oleh tim kampanyenya di Animal Crossing, menampilkan kereta api, banyak anjing, taman merah, taman putih, dan taman biru di luar “Gedung Putih”.
{Baca juga: Hacker Rusia Incar Tim Kampanye Capres Joe Biden}
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Senin (19/10/2020), Biden mengenakan kacamata dan berinteraksi dengan pengunjung. Di Pulau Biden tersebut terdapat berbagai macam barang dagangan dari pesain Donald Trump itu.
Kampanye Joe Biden menempatkan beberapa pekerjaan serius di pulau itu. Lain hal, Donald Trump tampaknya terlalu sibuk mengurus negara dan berkampanye sehingga tidak punya pulau Animal Crossing.
Animal Crossing buatan Nintendo Switch memang cukup digemari. Game itu sempat viral di media sosial, berubah menjadi ajang virtual untuk pamer tren mode terkini selama momen karantina pandemi.
Para pemain ramai-ramai membuat replika staples virtual streetwear seperti hoodies bergaris, topi berlogo Supreme, kaus, serta pakaian merek-merek mewah semisal Dior, Louis Vuitton, Burberry, dan Gucci.
{Baca juga: Troll Internet Arahkan Situs Aneh Serang Situs Trump dan Biden}
Animal Crossing merupakan permainan simulasi sosial yang debut pada 2001. Animal Crossing menempatkan para pemain berada di pulau sepi yang indah dengan tempat tinggal dan pinjaman modal.
Sebelumnya dilaporkan, sekelompok hacker yang terkait dengan militer Rusia yang ketahuan telah ikut campur dalam pemilihan presiden atau pilpres Amerika Serikat (AS) 2016 telah mengubah taktiknya menjelang pemilu November 2020.
Fakta itu diungkapkan oleh Microsoft. Raksasa teknologi ini mengatakan bahwa hacker dari China dan Iran juga meningkatkan upaya untuk mendapatkan informasi kata sandi milik orang-orang yang terlibat dalam kampanye Presiden Donald Trump dan mantan Wakil Presiden Joe Biden.
Grup hacker Rusia Strontium, termasuk Fancy Bear, dan APT28, meluncurkan serangan pengambilan kredensial terhadap puluhan ribu akun di lebih dari 200 organisasi antara September 2019 dan Juni 2020 lalu. [SN/HBS]