Telset.id, Jakarta- Perusahaan elektronik Jepang, NEC Corp pada hari Senin (5/8/2019) memamerkan “flying car” atau mobil terbang, sebuah mesin berukuran besar menyerupai drone dengan empat baling-baling yang melayang, selama sekitar satu menit.
Penerbangan uji coba yang mencapai ketinggian 3 meter (10 kaki) dilakukan di sebuah ‘kurungan raksasa’, sebagai tindakan pencegahan keamanan, di fasilitas NEC di pinggiran Tokyo.
Sebelum dilakukan uji coba, para teknisi melakukan persiapan seperti pemeriksaan berulang pada mesin. Sejumlah wartawan juga diminita mengenakan helm pada saat demonstrasi singkat.
{Baca juga: Jepang Gandeng 21 Perusahaan Garap Mobil Terbang}
Pemerintah Jepang berada di belakang proyek mobil terbang ini, dengan tujuan agar manusia mulai dapat terbang di sekitar Jepang pada 2030.
Salah satu bentuk dukung pemerintah Jepang dalam proyek ini adalah membangun tempat uji coba yang dibangun di daerah yang hancur akibat tsunami 2011, gempa bumi dan bencana nuklir di Fukushima di timur laut Jepang.
Mie, sebuah prefektur di Jepang yang sering digunakan sebagai area peristirahatan para selebriti Hollywood, juga berharap dapat menggunakan mobil terbang ini kelak untuk menghubungkan berbagai pulau.
Proyek serupa bermunculan di seluruh dunia, seperti Uber Air dari AS.
Sebelumnya, mobil terbang milik startup Jepang Cartivator jatuh pada saat demonstrasi tahun 2017. Kepala eksekutif kartivator Tomohiro Fukuzawa, yang menghadiri demonstrasi pada Senin (5/8/2019), mengatakan mesin mereka kini juga dapat terbang lebih lama.
NEC adalah satu di antara sekitar 80 perusahaan sponsor untuk mobil terbang Cartivator, yang juga termasuk perusahaan grup Toyota Motor Corp dan perusahaan video game Bandai Namco Holdings.
Tujuannya proyek ini adalah untuk menghasilkan penerbangan yang mulus seperti dalam film Back To The Future, meskipun rintangan besar tetap ada seperti usia baterai, kebutuhan akan peraturan dan masalah keamanan.
Pejabat NEC mengatakan, mobil terbang mereka dirancang untuk penerbangan tak berawak, perjalanan ruang angkasa dan keamanan siber.
Mobik terbang ini biasa disebut “electric vertical takeoff and landing” atau EVtol. Mobil terbang yang didefinisikan sebagai pesawat listrik, atau listrik hibrida, dengan kemampuan mengemudi tanpa awak, serta dapat mendarat dan lepas landas secara vertikal.
Selama ini semua konsep mobil terbang, menyerupai drone berukuran cukup besar untuk menampung manusia, dan diharapkan lebih baik daripada helikopter.
Helikopter mahal untuk dirawat, berisik untuk terbang dan membutuhkan pilot terlatih. Mobil terbang juga disebut-sebut sebagai alat yang sangat dibutuhkan pada saat terjadi bencana.
{Baca juga: Penampakan Mobil Terbang Uber di Ajang CES 2018}
Perusahaan trabsportasi AS, Uber, merencanakan penerbangan demonstrasi pada tahun 2020 dan mulai melakukan operasi komersial pada 2023. Mereka telah memilih Dallas, Los Angeles, dan Melbourne sebagai kota pertama yang akan melayani Uber Air.
Selain Amerika, Dubai kini juga agresif dalam mengejar mobil terbang. Para pejabat Jepang mengatakan Jepang memiliki peluang bagus untuk muncul sebagai pelopor dunia karena di Jepang, pemerintah dan sektor swasta bekerja sama secara erat. [BA/HBS]
Sumber: thestar