Telset.id, Jakarta – Dua perusahaan transportasi online, Uber Technologies Inc dan Lyft Inc akan segera melantai di pasar saham. Investor menanamkan uang ke dua perusahaan itu dan memperdagangkan saham dengan nilai miliaran dolar AS.
Uber Technologies Inc dan Lyft Inc sudah mengajukan pencatatan saham secara rahasia pada Kamis (6/12/2018) minggu lalu. Namun demikian, dikutip Telset.id dari The Star, Rabu (12/12/2018), besaran dan nilai saham yang dicatatkan belum dipublikasikan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (11/12/2018) pemegang utama saham dua perusahaan utama AS tersebut berasal dari Jepang. SoftBank Group Corp dan Rakuten Inc disebut sebagai pemegang saham utama Uber Technologies Inc dan Lyft Inc.
{Baca juga: Bos Grup Softbank Kecam Larangan Jepang Soal Ride Sharing}
SoftBank merupakan konglomerat Jepang yang dijalankan oleh Masayoshi Son. Perusahaan ini dilaporkan memiliki lebih dari 15 persen dari saham Uber. Sementara Rakuten, perusahaan e-commerce, dikabarkan punya lebih dari 10 persen saham utama Lyft.
Jika digabungkan, saham milik Softbank dan Rakuten diperkirakan bernilai USD 13 miliar. Sebenarnya, Jepang memiliki pasar taksi terbesar di dunia, tetapi pemerintah secara efektif menutup sebagian besar perusahaan online sehingga investor cari pasar baru.
{Baca juga: Warren Buffet Tak Jadi Investasi di Uber, Kenapa?}
Kapitalis modal ventura AS, yakni Benchmark dan Andreessen Horowitz, akan mendulang pendapatan pascapenjualan saham oleh Uber Technologies Inc dan Lyft Inc. Benchmark merupakan investor awal Uber dengan mengantongi lebih dari lima persen saham.
Alphabet Inc adalah pemegang saham terbesar keenam Uber. Perusahaan induk Google itu telah memperoleh posisi besar di Uber selama bertahun-tahun. Investor lain dengan kepemilikan saham signifikan adalah First Round Capital, TPG,dan Investasi Fidelity. [SN/IF]