Telset.id, Jakarta – Departemen Kepolisian New York rela membangun laboratorium senilai USD 10 juta atau Rp 136,4 miliar demi menjebol enkripsi iPhone milik para tersangka kasus kejahatan, khususnya pembunuhan.
Ruang isolasi frekuensi radio unit keamanan siber, yang dilindungi oleh dua pintu logam kedap udara untuk memblokir gelombang elektromagnetik itu, terkoneksi dengan algoritma guna mengekstraksi data terenkripsi.
Sekadarang informasi, Apple dan Google sama-sama memberikan keamanan enskirpsi pada perangkat mereka masing-masing, termasuk iPhone. Konflik antara penegak hukum dan perusahaan teknologi pun kemungkinan besar bakal terus berlanjut.
{Baca juga: Apple Batal Enkripsi iCloud Gara-gara FBI dan Trump}
“Kami melakukannya untuk melindungi masyarakat. Sebab, Apple dan Google selalu menolak membuka enkripsi smartphone milik pelaku kejahatan,” kata Jaksa Distrik Manhattan, Cyrus Vance, seperti dilansir New York Post.
Dikutip Telset.id, Selasa (28/01/2020), laboratorium “anti enkripsi” milik NYPD itu berisi superkomputer yang dapat menghasilkan 26 juta kode sandi acak per detik. Ada pula robot yang dapat mengekstraksi chip memori smartphone rusak.
{Baca juga: Daftar iPhone Termurah}
Sayang, baik Apple maupun Google enggan bekomentar. NYPD menyatakan bahwa dengan keberadaan laboratorium tersebut, penolakan Apple untuk membuka enkripsi iPhone milik tersangka tidak lagi jadi masalah.
Baru-baru ini, Apple mendapat kecaman dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, karena tidak membantu FBI membuka enkripsi iPhone yang dimiliki oleh penembak dalam serangan di Naval Air Station di Pensacola, Florida. (SN/MF)