Telset.id, Jakarta – Jaringan grup Facebook yang berakar di seluruh dunia melancarkan serangan terhadap gerakan Black Lives Matter. Kelompok dengan lebih dari satu juta anggota itu bahkan mengubah nama agar tak terlacak.
Sebelumnya, mereka menamakan diri Reopen California. Sekarang, mereka berganti nama menjadi California Patriots Pro Law & Order.
{Baca juga: Facebook Hapus 200 Akun Kelompok Supremasi Kulit Putih}
Kelompok California Patriots Pro Law & Order ini mengejek aksi Gerakan Black Lives Matter dengan mengubah slogan menjadi White Lives Matter.
Mereka melakukan penghinaan profan untuk merujuk kepada orang kulit hitam dan pengunjuk rasa. Mereka menyebutnya “binatang,” “rasis”, dan “preman”. Hal itu melanggara standar kebijakan ucapan kebencian di Facebook.
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Selasa (7/7/2020), California Patriots Pro Law & Order merupakan tempat berkumpul untuk mempromosikan teori konspirasi mengenai protes atas kematian George Floyd.
Mereka menyebut para demonstran telah dibayar untuk melakukan aksi protes. Mereka menyindir pentas teatrikal kematian George Floyd.
Seperti diketahui, George Floyd adalah seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal dunia karena ditekan kaki polisi. Akibatnya, banyak aksi demo memprotes perlakuan polisi.
Unggahan terbaru di 40 grup Facebook tersebut sebagian besar diluncurkan oleh kelompok konservatif atau aktivis pro-senjata.
Pembicaraan sebagian besar dari kelompok konservatif ini bergeser untuk menyerang protes nasional atas pembunuhan kulit hitam.
{Baca juga: Bank-bank Besar Boikot Facebook karena Pidato Kebencian}
Facebook mengaku sangat menyadari tentang eksistensi kelompok yang muncul kembali dengan berganti nama. Facebook menggunakan teknologi serta memanfaatkan pengguna untuk mengidentifikasi postingan bermasalah.
Sebelumnya, bank-bank besar Kanada ikut boikot Facebook, menyusul keputusan sejumlah korporasi serta para pegiat hak asasi manusia di Amerika Serikat. Mereka meminta Facebook memblokir pidato kebencian.
Lebih dari 400 merek telah menarik iklan di Facebook sebagai tanggapan atas kampanye Stop Hate for Profit, berawal dari kematian George Floyd, pria kulit hitam yang meninggal akibat ditekan menggunakan kaki polisi, 25 Mei 2020.
Royal Bank of Canada, Toronto-Dominion Bank, Bank of Nova Scotia, Bank of Montreal, National Bank of Canada, dan Canadian Imperial Bank of Commerce secara kompak menyatakan untuk boikot sementara Facebook per Juli 2020.
Desjardins Group, federasi serikat kredit terbesar Kanada, juga mengatakan di situs resmi akan setop sementara iklan di Facebook dan Instagram pada bulan ini, kecuali ada situasi luar biasa untuk berkomunikasi dengan anggota atau klien.