Telset.id, Jakarta – Layanan internet satelit Starlink, yang dimiliki oleh Elon Musk melalui perusahaannya SpaceX, menghadapi tantangan besar di Brasil setelah Mahkamah Agung negara tersebut memerintahkan pemblokiran akses ke platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter).
Perintah agar X diblokir tersebut membuat platform X sebagian besar tidak dapat diakses di Brasil, kecuali melalui VPN atau Starlink, meskipun pengguna VPN dihadapkan pada risiko denda besar.
Presiden perusahaan telekomunikasi Brasil, Anatel, mengungkapkan bahwa Starlink menolak untuk mematuhi perintah pengadilan sampai asetnya yang dibekukan oleh pengadilan dibebaskan.
BACA JUGA:
- Mahkamah Agung Brasil Perintahkan Blokir X, Kenapa?
- Sudah Resmi Diluncurkan, Berapa Harga Paket Internet Starlink?
Hakim Mahkamah Agung, Alexandre de Moraes, telah membekukan rekening bank lokal Starlink sebagai bagian dari upaya untuk mengumpulkan denda sebesar $3 juta yang dikenakan pada X karena mengabaikan perintah pengadilan untuk memblokir akun tertentu yang dituduh menyebarkan ujaran kebencian dan disinformasi.
Starlink, melalui Elon Musk, mengajukan petisi untuk membuka blokir asetnya, namun pengadilan menolak permintaan tersebut. Musk mengecam tindakan ini sebagai “ilegal,” dengan alasan bahwa SpaceX dan X adalah entitas yang terpisah, meskipun ia mengakui memiliki 40 persen saham di SpaceX.
Dengan sekitar 250.000 pelanggan di Brasil, Starlink menjadi solusi penting, terutama di daerah pedesaan dan komunitas Pribumi di Amazon. Menyadari dampak besar dari pemblokiran ini, Starlink berjanji akan memberikan akses internet gratis bagi pelanggannya di Brasil selama akunnya tetap diblokir oleh pemerintah setempat.
Namun, jika Starlink terus menentang perintah pengadilan terkait X, pemerintah Brasil dapat mengambil langkah lebih lanjut, termasuk mencabut lisensi operasional Starlink di negara tersebut. Bahkan, ada kemungkinan pemerintah akan menyita peralatan dari 23 stasiun darat yang digunakan untuk memperkuat kualitas koneksi satelit Starlink di Brasil.
Di tengah krisis ini, Mahkamah Agung Brasil terus memperkuat larangan terhadap X, yang dikeluarkan oleh Hakim Moraes setelah Musk menolak beberapa perintahnya.
Keputusan ini menimbulkan perdebatan panas, terutama mengingat denda harian sebesar 50.000 Real Brasil (sekitar Rp1,1 miliar) yang dijatuhkan pada siapa pun yang tertangkap menggunakan VPN untuk mengakses X di Brasil.
BACA JUGA:
- Elon Musk Mau Beri Saham X ke Karyawan, Apa Syaratnya?
- SpaceX Luncurkan Starlink Mini, Ukuran Lebih Ringkas
Keputusan ini memicu perdebatan luas tentang batasan kebebasan berbicara dan peran pemerintah dalam mengatur akses internet. Di sisi lain, langkah pemerintah Brasil ini dipandang sebagai upaya untuk memerangi penyebaran disinformasi yang dianggap berbahaya bagi keamanan dan stabilitas negara.