Protes Kebijakan Perusahaan, Karyawan Google Bentuk Serikat Pekerja

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Lebih dari 200 karyawan Google telah membentuk serikat pekerja bernama Alphabet Workers Union. Tujuannya untuk menekan raksasa teknologi tersebut agar bersedia memenuhi moto sebelumnya, yakni “Don’t be evil” alias “Jangan Jahat”.

Alphabet Workers Union merupakan nama serikat pekerja yang merujuk kepada nama perusahaan induk Google. Alphabet Workers Union mempunyai 226 anggota resmi yang muak terhadap sistem.

Menurut mereka, seperti dikutip Telset dari New York Post, Kamis (7/1/2021), para pimpinan di Goole telah mengabaikan kekhawatiran para karyawan tentang diskriminasi, pelecehan seksual, dan masalah lain.

“Setiap kali pekerja berorganisasi untuk menuntut perubahan, para eksekutif Alphabet membuat janji, melakukan seminimal mungkin dengan harapan bisa menenangkan,” tulis Parul Koul dan Chewy Shaw.

Asal tahu saja, Parul Koul dan Chewy Shaw adalah insinyur perangkat lunak Google yang menjabat sebagai ketua eksekutif dan wakil ketua serikat pekerja. Mereka berharap Alphabet bisa mengubah kebijakan internal.

{Baca juga: Google Pecat Karyawan yang Suka Komentar “Nyinyir”}

Google telah menuai kecaman karena gagal menangani masalah internal seperti pelecehan seksual dan pembalasan terhadap pekerja yang angkat bicara. Para ahli mengatakan, hal itu menulari perusahaan lain.

Sekadar informasi, Alphabet Workers Union berafiliasi dengan Communications Workers of America, dan mewakili sebagian kecil dari sekitar 120 ribu pekerja di perusahaan teknologi yang berbasis Silicon Valley.

Sebelumnya, peneliti top AI yang sempar berkarir di Google mengaku telah dipecat usai mengkritik upaya keragaman perusahaan. Pengakuan ini pun otomatis memanaskan situasi di tengah sengketa antara Alphabet dan aktivis pekerja.

Peneliti bernama Timnit Gebru menyatakan bahwa ia telah dipecat Google setelah mengirim email ke rekan-rekannya mengenai ungkapan rasa frustrasi atas keragaman gender dalam unit AI Google.

Dalam email yang dikirimkannya, ia pun mempertanyakan sikap para pemimpin di sana. Timnit sendiri merupakan anggota dan salah satu pendiri dari organisasi nirlaba Black in AI.

{Baca juga: Peneliti Top AI Ini Dipecat Google Gegara Protes Keragaman}

Organisasi itu dibentuk dengan tujuan meningkatkan representasi orang kulit hitam dalam kecerdasan buatan dan ikut menulis makalah penting tentang bias dalam teknologi analisis wajah.

Dituduh oleh mantan karyawannya, Google langsung membantah pengakuan dari Timnit. Menurut Jeff Dean, kepala unit AI Google, mengatakan kepada staf bahwa Timnit Gebru telah mengancam untuk mengundurkan diri, kecuali diberi tahu kolega mana yang menganggap draf makalah yang ditulis tidak dapat diterbitkan.

“Kami menerima dan menghormati keputusannya untuk mengundurkan diri dari Google. Kami semua benar-benar berbagi semangat untuk membuat AI lebih adil dan inklusif,” terang Dean. (SN/MF)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI