Telset.id, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden bertemu pimpinan Google, Microsoft dan OpenAI selaku pembuat ChatGPT ke Gedung Putih, untuk membahas bahaya dari kecanggihan Artificial Intelligence atau AI.
Pertemuan dilakukan selama 2 jam pada Kamis (04/05/2023), dan dihadiri oleh petinggi Google, Microsoft dan OpenAI. Mereka adalah CEO Google Sundar Pichai, CEO Microsoft Satya Nadella, CEO OpenAI Sam Altman dan CEO Anthropic Dario Amodei.
Sedangkan dari pihak Pemerintah Amerika Serikat, dihadiri oleh Presiden Joe Biden, Wakil Presiden Kamala Harris, Kepala Staf Presiden Jeff Zients, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Lael Brainard dan Sekretaris Perdagangan Gina Raimondo.
Dikutip Telset dari Gadget 360 pada Jumat (05/05/2023), Joe Biden tidak lama menghadiri pertemuan terkait bahaya dari AI tersebut. Namun menurut sumber anonim, Presiden AS Ke-46 tersebut sempat mencoba ChatGPT dalam sebuah eksperimen ketika pertemuan.
BACA JUGA:
- Khawatir AI Bakal Buat Kekacauan, Bos AI Google Pamit Mundur
- Elon Musk Minta Pelatihan AI Dihentikan Sementara, Kenapa?
“Dia (Joe Biden) telah diberi pengarahan secara ekstensif tentang ChatGPT dan telah bereksperimen dengannya,” kata sumber tersebut.
Di sisi lain Wapres AS Kamala Harris menilai kalau teknologi AI memang berpotensi untuk meningkatkan kehidupan umat manusia. Namun, dapat juga menimbulkan masalah keamanan, privasi, dan hak-hak sipil.
Kamala berpesan kepada bos-bos perusahaan teknologi, kalau mereka memiliki tanggung jawab hukum untuk memastikan keamanan produk kecerdasan buatan mereka.
Lalu Pemerintah AI juga terbuka untuk berdiskusi dalam membuat peraturan baru dan mendukung undang-undang baru tentang kecerdasan buatan.
Setelah pertemuan selesai, CEO OpenAI Sam Altman mengatakan kepada wartawan kalau Pemerintah Amerika Serikat dapat bergerak cepat dalam perumusan regulasi AI.
“Bagus untuk mencoba mengatasi ini. Hal ini pasti akan menjadi tantangan, tapi itu yang saya yakin bisa kita tangani,” ungkap Sam Altman ketika ditanya apakah AS bergerak cukup cepat dalam regulasi AI.
BACA JUGA:
- Bos OpenAI Takut ChatGPT akan Gantikan Pekerjaan Manusia
- Karyawan Samsung Dilarang Pakai ChatGPT, Ini Alasannya
Pada kesempatan tersebut, Pemerintah AS juga mengumumkan investasi USD 140 juta atau Rp 2 triliun dari National Science Foundation untuk meluncurkan 7 lembaga penelitian AI baru, serta akan merilis panduan kebijakan tentang penggunaan AI untuk Pemerintah Federal Amerika Serikat. [NM/HBS]