Telset.id, Jakarta – Beberapa tahun terakhir, masyarakat kerap mendapatkan informasi mengenai kebocoran data dari perusahaan atau instansi pemerintah. Ahli siber pun mengungkap kalau ada beberapa penyebab mengapa kebocoran data itu bisa terjadi.
Sekedar informasi kalau banyak sekali kasus kebocoran data yang terjadi di Indonesia. Mulai dari kasus kebocoran data pengguna BPJS Kesehatan, hingga data pelamar Pertamina.
Menyikapi hal tersebut Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja menjelaskan kalau penyebab kasus kebocoran data di Indonesia dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM), yang mengelola data belum paham bagaimana caranya melindungi data.
“Pertama adalah ketidaktahuan si pengelola data. Pengelola hanya mengetahui bagaimana cara mengelola data tetapi belum paham bagaimana melakukan perlindungan data,” kata Ardi dalam acara Media Clinic VIDA x ICSF pada Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Kasus-kasus Kebocoran Data di Indonesia yang Disebar Raid Forums
Penyebab lainnya adalah kekosongan SDM di bidang keamanan siber sehingga pusat data perusahaan rentan diserang hacker.
“Terjadi defisit gap terkait SDM di bidang cyber security. Ada kesenjangan SDM bidang cyber security yang harusnya membantu dalam pengelolaan data,” tambah Ardi.
Penyebab berikutnya adalah orang yang mengelola data tidak memiliki jabatan tinggi di perusahaan atau instansi pemerintah. Akibatnya mereka tidak bisa mengambil keputusan-keputusan penting terkait pengelolaan dan perlindungan data.
“Kelemahan di kita adalah SDM yang mengelola data itu bukan setingkat pejabat, sehingga gak tanggung jawabnya, dan mereka terbatas ketika ingin mengambil keputusan,” ujar Ardi.
Tanggapan yang hampir sama juga dikatakan oleh Plt. Direktur Tata Kelola Aplikasi Informatika, Dirjen Aptika Kominfo Teguh Arifiyadi. Dikatakan kalau ada beberapa penyebab kebocoran data kerap terjadi di Tanah Air.
Pertama karena bisa jadi perusahaan dan instansi pemerintah, tidak menggunakan software atau hardware yang tidak memenuhi standar.
“Dari sisi teknologi bisa saja penyebabnya adalah perusahaan tidak menggunakan software dan hardware yang memadai, tidak memenuhi standar, dan tidak ada update atau pengamanan di kedua perangkat tersebut,” jelas Teguh.
Penyebab berikutnya adalah tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas mengenai pengiriman data, sehingga rentan terjadi kebocoran. Adapun penyebab terakhir dari sektor SDM.
Baca juga: 12 Juta Data Pengguna Bocor di Forum Hacker, Diduga Milik Akulaku
Teguh setuju dengan Ardi, dimana masih ada SDM yang tidak memahami bagaimana melakukan perlindungan data perusahaan.
“Dari sisi SDM, masih ada SDM tidak mempunyai pemahaman yang baik mengenai perlindungan data perusahaan,” tutup Teguh. [NM/HBS]