Telset.id, Jakarta – Niantic yang merupakan studio pengembang game Pokemon Go kini menambah daftar perusahaan yang merumahkan pekerjanya, setelah melakukan PHK 230 karyawan.
Studio pengembang Pokemon GO menerbitkan pembaruan organisasi, setelah memo internal perusahaan bocor melalui Kotaku. Dalam pengumumannya Niantic menegaskan bahwa perusahaan melakukan PHK kepada 230 karyawan.
Salah satu hal yang sangat disayangkan adalah keputusan perusahaan menutup studionya yang berlokasi membuat batalnya pengembangan 2 game terbaru, yakni NBA All-World dan Marvel: World Heroes. Meski begitu, perusahaan masih tetap mempertahankan produk terbaiknya, Pokemon Go yang masih bisa dimainkan hingga hari ini.
BACA JUGA:
- Cara Apple Hindari PHK Karyawan di Tengah Resesi Ekonomi
- Induk Google Alphabet PHK 12.000 Karyawan di Seluruh Dunia
CEO Niantic John Hanke menjelaskan bahwa dirinya telah membuat keputusan untuk mempersempti fokus perusahaan pada investasi game, dan berkonsentrasi pada game pihak pertama yang paling kuat untuk mewujudkan nilai dari lokasi dan komunitas game-nya.
Lebih lanjut, Hanke mengungkapkan bahwa pasar game seluler sangat baik dan hanya judul game terbaik dan yang berbeda memiliki peluang untuk berhasil. Selain itu, perusahaan juga sedang berfokus menggarap perangkat MR (Mixed Reality) dan kacamata AR (Augmented Reality) di masa depan.
Dari pernyataan resmi yang disampaikan oleh Hanke tampaknya perusahaan berterus terang mengenai tantangan dan kesalahan yang telah dilakukan dirinya dan tim pengembangnya.
Dia mengaitkan pengurangan karyawan ini dengan studio yang meningkatkan pengeluarannya lebih cepat daripada pendapatannya. Selain itu, Niantic juga melakukan peningkatan jumlah karyawan beserta pengeluaran untuk mengejar pertembuhan secara cepat, setelah lonjakan pendapat di masa pandemi Covid-19.
Untuk mengejar pertumbuhan yang cepat, perusahaan pengembang Pokemon Go ini memperluas tim game yang ada, meningkatkan kinerja platform AR, membuat proyek game baru, dan peran yang mendukung produk serta karyawan.
Pasca pandemi Covid-19, Hanke mengatakan bahwa pendapatan perusahaan meningkat seperti sebelumnya, dan proyek game baru beserta platform AR belum memberikan pendapatan yang sepadan dengan investasinya. CEO Niantic mengharapkan PHK ini bisa menstabilkan pengeluaran dan pendapatan tanpa menutup layanan yang berhaga.
Kini, prioritas utama pengembang adalah menjaga agar Pokemon Go menjadi game yang tetap ada dan terus berkembang hingga bisa menjadi game sepanjang masa. Sementara itu, karena adanya PHK perusahaan melakukan penyesuaian tim dan investasi ke Pokemon Go.
Game dengan teknologi AR berbasis ponsel ini telah diluncurkan pada musim panas 2016 silam dan pada saat itu menjadi viral. Bahkan pada saat pandemi, game ini tetap populer karena menghadirkan fitur untuk mengeksplorasi dunia luar meskipun pemain berada di rumah. Tahun lalu, studio meluncurkan aplikasi sosial untuk game ini agar lebih interaktif.
Lebih lanjut, pengumuman perusahaan mengungkapkan bahwa pasar AR saat ini berkembang lebih lambat dari yang diperkirakan. Game buatan Niantic dengan teknologi AR sangat ideal pada saat sedang berpergian, dan perusahaan berusaha mengembangkan kacamata pintar yang dapat digunakan untuk bermain game sebagai standar yang baru.
Namun, untuk mendapatkan perangkat tersebut dengan ideal kemungkinan besar masih sangat jauh, seperti yang dijelaskan oleh perangkat Apple Vision Pro. AR yang saat ini tersedia dan bisa digunakan, termasuk Meta Quest Pro adalah perangkat yang dirancang untuk bekerja dan hiburan di dalam rumah atau kantor, bukan untuk di luar rumah.
BACA JUGA:
- CEO Mark Zuckerberg Umumkan PHK 11 Ribu Karyawan Meta
- Tekor Bikin Metaverse, Meta akan PHK Karyawan Besar-besaran
Meskipun, adaptasi dari teknologi sejenis Pokemon Go mungkin akan ada di perangkat tersebut, namun para perusahaan AR belum menyiapkan aplikasi berjenis ini. Niantic mungkin membutuhkan waktu sekitar 5 sampai 10 tahun untuk menjadikan perangkat AR menjadi standar yang baru.