Telset.id Jakarta – Presiden Donald Trump telah mengonfirmasi rencananya untuk menerapkan tarif tinggi pada beberapa sektor industri, termasuk farmasi, baja, dan semikonduktor. Salah satu kebijakan yang paling berpotensi mengganggu rantai pasok global adalah tarif impor 25% hingga 100% terhadap chip buatan Taiwan.
Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong produksi dalam negeri di Amerika Serikat. Namun, langkah ini juga menimbulkan keresahan bagi perusahaan semikonduktor Taiwan, termasuk MediaTek dan TSMC, yang kini mulai menyusun strategi untuk menghadapi dampak dari kebijakan atas penjualan chip Taiwan.
Dalam panggilan konferensi laba kuartalan, CEO MediaTek, Rick Tsai, mengungkapkan bahwa perusahaannya telah mulai menjalankan simulasi untuk memprediksi dampak tarif AS terhadap operasional mereka.
BACA JUGA:
- Rilis Lebih Awal! MediaTek Dimensity 9400+ Bakal Hadir Maret 2025
- MediaTek Dimensity 9400 Sudah Dirilis, Begini Spesifikasinya!
Tsai menyatakan bahwa dampak dari kebijakan ini pada tahun ini masih tergolong “dapat dikelola”, tetapi ia mengakui ada banyak variabel yang belum pasti dalam jangka panjang. Hingga saat ini, MediaTek belum mengungkapkan langkah spesifik yang akan mereka ambil jika tarif diberlakukan.
Namun, langkah antisipasi sekaligus strategi dari MediaTek ini menunjukkan bahwa industri chip Taiwan mulai merespons ancaman kebijakan ekonomi AS dengan lebih strategis.
Selain ancaman tarif impor dari AS, industri teknologi juga menghadapi tantangan dari DeepSeek AI, startup asal Tiongkok yang menawarkan model AI berbasis LLM dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan pesaingnya.
Model AI yang dikembangkan DeepSeek diklaim memerlukan chip yang kurang canggih, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada produsen chip besar seperti NVIDIA. Fenomena ini telah menimbulkan ketidakpastian di industri teknologi, bahkan menyebabkan harga saham perusahaan teknologi global anjlok pada 27 Januari 2025.
Menurut Rick Tsai, tren ini bisa menjadi peluang baru. Ia menyatakan bahwa dengan berkembangnya DeepSeek AI, demokratisasi AI akan semakin meluas dan lebih mudah diakses oleh pengguna umum.
TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company), sebagai produsen chip terbesar di Taiwan, juga akan terdampak oleh tarif impor yang direncanakan Trump. Laporan menunjukkan bahwa TSMC sedang mempertimbangkan kenaikan biaya produksi chip hingga 15%, jauh lebih tinggi dibandingkan rencana awal yang hanya sekitar 5%.
Langkah ini bisa berimbas pada kenaikan harga chip global, yang pada akhirnya memengaruhi harga produk elektronik seperti smartphone, laptop, dan perangkat lainnya.
BACA JUGA:
- MediaTek Dimensity 8400: Langkahi Snapdragon di Kelas Menengah?
- GPU Dimensity 9400 Ternyata Lebih Kencang dari Apple A18 Pro
Kebijakan tarif impor chip Taiwan yang direncanakan Donald Trump berpotensi mengubah lanskap industri semikonduktor global. MediaTek dan TSMC kini tengah bersiap menghadapi dampak dari kebijakan ini dengan berbagai strategi, termasuk simulasi dampak ekonomi dan kemungkinan penyesuaian harga produksi.
Selain itu, kemunculan DeepSeek AI dari Tiongkok juga menambah ketidakpastian dalam industri chip, dengan kemungkinan mengurangi ketergantungan terhadap chip berteknologi tinggi. Ke depan, akan menarik untuk melihat bagaimana perusahaan teknologi Taiwan menavigasi tantangan ini dan menjaga daya saing mereka di pasar global.