Jengkel WFH, Bos Slack: Waktu Kerja itu di Kantor Bukan untuk Video Call

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT
Table of contents

Telset.id, Jakarta – Selama masa pandemi, banyak orang yang bekerja secara hibrid, di kantor dan di rumah (work from home). Namun, jam kerja di kantor sebaiknya jangan digunakan untuk melakukan video call. Demikian kata para bos perusahaan teknologi. Kenapa?

Dampak pandemi Covid-19, banyak orang yang bekerja secara hibrid, dimana orang sekarang membagi minggu kerjanya antara rumah dan pergi ke tempat kerja mereka.

Seperti Telset kutip dari BBC, perusahaan harus memikirkan kembali cara para karyawan menggunakan waktu di kantor. Bos platform pengiriman pesan Slack mengatakan, kerja hibrid membuat banyak orang membagi minggu kerja antara rumah dan kantor.

“Tetapi, berada di kantor seharusnya menjadi kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan di rumah,” kata CEO Slack , Stewart Butterfield yang juga adalah Co-Founder Flickr kepada BBC.

BACA JUGA:

Tentu saja, bos platform perpesanan online itu tidak akan mengatakan bahwa karyawannya harus meninggalkan laptopnya di rumah, melainkan harus ada garis tegas saat bekerja di kantor dan di rumah.

“Karyawan harus menetapkan garis tegas tentang apa tujuan berkumpul di kantor selama kerja,” kata bos Slack, yang punya kantor di berbagai negara, seperti di AS, Kanada, Jepang, Australia, dan India.

Merefleksikan kantornya sebelum pandemi, Butterfield mengatakan 80% dari ruangan di perusahaannya berisi orang-orang yang menggunakan meja dan mendengarkan headphone mereka sendiri, dan tidak berbicara dengan orang lain.

“Mereka di meja masih-masih sambil mendengarkan headphone, dan tidak saling bicara. Itu sangat sia-sia. Seharusnya hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah membuat lingkungan nyaman bagi orang-orang untuk berkumpul,” ujarnya sedikit jengkel.

Saking jengkelnya, dia mengatakan akan merenovasi ruang kantornya yang lebih mengarahkan ruang kerja seperti klub sosial. Butterfield ingin orang-orang datang bekerja untuk berkolaborasi dan membangun hubungan tatap muka.

“Hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah menciptakan lingkungan yang nyaman bagi orang-orang untuk berkumpul dan benar-benar menikmati diri mereka sendiri,” katanya.

Dia harus menerima kenyaaan bahwa beberapa orang karyawannya akan memilih untuk bekerja penuh waktu di kantor, karena mereka tidak bisa atau tidak ingin bekerja dari rumah.

Tapi dia cukup lega, karena kebanyakan anak muda yang baru bekerja akan berpikir bahwa mereka ingin memulai karirnya dengan menghabiskan waktu mereka untuk berada di kantor bersama rekan-rekan kerja mereka.

“Sulit membayangkan memulai karir Anda setelah lulus dari universitas, dan tidak pergi ke kantor, dan tidak bisa bertemu semua orang secara langsung,” kata Butterfield.

“Tapi saya pikir mayoritas pekerja berpendidikan tinggi, seiring waktu akan kembali terbiasa dengan pola kerja untuk selalu berkumpul di kantor,” imbuhnya.

Bukan Penggemar Rapat

CEO Slack, Stewart Butterfield

Stewart Butterfield sendiri dikenal sebagai sosok pemimpin yang tidak terlalu suka sering rapat. Ia memperjuangkan idenya di Amazon, yang akhirnya diterapkan oleh Jeff Bezos, dimana setiap karyawan membaca memo enam halaman di awal jam kerja sebagai catatan pengarahan, daripada cuma duduk rapat melihat presentasi PowerPoint.

BACA JUGA:

“Mungkin ada 20% atau 30% (pertemuan) yang sebenarnya tidak harus rapat, itu akan lebih efektif dengan komunikasi tertulis,” katanya, mengacu pada meme internet “pertemuan ini seharusnya menjadi email”.

Dia juga mendukung apa yang dia sebut “pekerjaan asinkron”, yang akan meminimalkan kebutuhan untuk berbagi informasi secara real time.

“Jadi misalnya, orang-orang berkeliling ruangan dan memberikan update status mereka, jika Anda dapat melakukannya secara asinkron, dan saya dapat merekam milik saya pada 08:17, dan kemudian mendengarkan milik Anda pada 09:53 atau apa pun – itu akan sangat bernilai,” katanya.

“Saya pikir tempat bagi sebagian besar tim untuk bekerja adalah bagaimana mereka melakukan pekerjaan yang tidak sinkron, karena kita adalah manusia,” ujar Butterfield menegaskan pendapatnya. [SN/HBS]

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI