Telset.id, Jakarta – Google tengah menguji teknologi chatbot AI medis di Mayo Clinic dan rumah sakit lainnya, teknologi obrolan ini didasarkan pada model bahasa besar PaLM2.
Berdasarkan laporan dari The Wall Street Journal, model bahasa besar Med-PaLM buatan perusahaan yang juga membuat Bard ini dilatih untuk menanggapi berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan medis.
Model bahasa besar yang sedang diuji oleh Google di rumah sakit tersebut sudah dilatih dengan berbagai pertanyaan serta jawaban dari ujian lisensi medis, bersama dengan serangkaian demonstrasi dari ahli medis.
BACA JUGA:
- Ilmuwan Bikin Obat Penghilang Rasa Sakit dari Limbah Kertas
- Google Garap Teknologi AI untuk Ultrasound dan Terapi Kanker
Berkat pelatihan tersebut model bahasa besar ini bisa menjawab pertanyaan mengenai kesehatan, hingga melakukan tugas padat karya seperti meringkas dokumen dan mengatur data penelitian.
Dalam acara Google I/O, perusahaan merilis makalah yang merinci pekerjaannya di Med-PaLM2. Sisi positifnya dari ini adalah kesesuaian dengan aturan medis, kemampuan penalaran, dan kemampuan menghasilkan jawaban yang lebih disukai responden dibandingkan tanggapan dari dokter.
Namun, ini masih memiliki hal negatif seperti menunjukan masalah akurasi yang sama seperti yang sudah ditemukan di berbagai model chatbot bertenaga AI lainnya yang tersedia.
Di sisi lain, Microsoft juga mengembangkan teknologi obrolan AI medis berdasarkan ChatGPT dari OpenAI, setelah bekerja sama dengan pengembang software kesehatan Epic.
Sementara itu, Google juga bekerja menggunakan teknologi AI-nya untuk mendiagnosis ultrasound dan terapi kanker, yang terungkap pada bulan Maret lalu.
Perusahaan yang menggunakan model bahasa ini berjanji untuk merahasiakan informasi pasien, dan tidak akan melatih model bahasa berdasarkan data pasien. Pada bulan lalu Microsoft menyatakan bahwa penggunaan teknologi ChatGPT oleh dokter dapat meningkatkan komunikasi dengan pasien.
Dalam email internal yang ditemukan The Wall Street Journal, Google mengatakan bahwa model bahasa ini dapat sangat bermanfaat untuk negara dengan jumlah dokter yang terbatas.
BACA JUGA:
- Tunanetra Ikut Lomba Lari 5K Dibantu Aplikasi Google AI
- LinkedIn akan Punya Fitur AI untuk Membuat Surat Lamaran Kerja
Meski begitu, perusahaan mengakui bahwa teknologi ini masih berada di tahap awal dan Direktur Riset Senior Google Greg Corrado menyatakan bahwa dirinya masih belum ingin menggunakan teknologi ini untuk perawatan keluarganya. Walaupun, Greg menegaskan bahwa teknologi ini akan bermanfaat hingga 10 kali lipat untuk perawatan kesehatan.