Telset.id, Jakarta – CEO Google Sundar Pichai memperingatkan para pengguna Android untuk berhati-hati ketika melakukan sideloading aplikasi di perangkat milik mereka.
Bagi yang belum tahu, sideloading merupakan kegiatan pengguna mengunduh aplikasi yang tidak resmi atau download aplikasi tanpa melalui toko resmi, seperti misalnya Google Play Store.
Praktik sideloading aplikasi saat ini telah menjadi topik yang sering dibahas dalam industri teknologi, terutama di sektor mobile, mempengaruhi besar perusahaan seperti Apple dan Google.
BACA JUGA:
- Google Bayar Apple 36 Persen dari Seluruh Pendapatan Iklan
- Google Beri Akses Chatbot Bard AI untuk Remaja di Seluruh Dunia
Sementara itu, Android milik Goolge sebenarnya telah lama mendukung sideloading atau kegiatan download aplikasi tidak resmi melalui program dan toko aplikasi pihak ketiga, pandangan Apple terhadap hal ini telah berubah seiring berjalannya waktu, terutama dalam konteks persaingan dengan Epic Games yang mengajukan gugatan hukum.
Namun, Sundar Pichai, CEO Google memberikan kesaksian dalam persidangan dengan Epic Games dan mengklarifikasi bahwa Google melarang sideloading di ponsel Android demi melindungi konsumen dari virus dan ancaman keamanan, lapor Gizmochina.
Pichai menyoroti prinsip-prinsip desain Android yang memberikan kebebasan pilihan dan kreativitas, terutama dalam konteks desain ponsel Android yang lebih besar dan dapat dilipat.
Pentingnya pernyataan Pichai ini menjadi jelas ketika ia mencatat risiko keamanan yang terkait dengan sideloading, khususnya ketika pengguna mengunduh aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga.
Pichai mengklaim bahwa Google baru-baru ini mulai menggunakan fungsi Play Protect untuk memeriksa aplikasi yang di-sideload agar dapat menjamin keamanan para pengguna.
Meskipun Android dikenal sebagai platform sumber terbuka yang mendukung sideloading, Pichai menyoroti kekhawatiran terkait keamanan, khususnya ketika pengguna tidak mendapatkan aplikasi mereka dari Google Play Store. Ini menciptakan ketegangan antara kebebasan pengguna untuk memilih dan keamanan yang diinginkan oleh Google.
Sebagian menganggap bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Google dalam melarang sideloading lebih ketat mungkin menunjukkan niat untuk memiliki kendali lebih besar atas aplikasi yang diunduh pengguna.
Meski begitu, Google menegaskan bahwa Google Play Store memberikan tingkat perlindungan tertinggi, tetapi laporan dari studi keamanan Kaspersky menunjukkan adanya 600 juta unduhan aplikasi berbahaya dari Google Play Store pada tahun 2023 saja.
Ketidaksetujuan antara perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Apple dan Google dengan para pengembang aplikasi, seperti yang tercermin dalam kasus Epic Games, menyoroti perdebatan tentang biaya tiga puluh persen yang diterima oleh platform penyedia toko aplikasi.
BACA JUGA:
- Google Chrome Kini Perlihatkan Jumlah Penggunaan RAM di Tab
- Google Garap Teknologi Pendeteksi Detak Jantung di Earbuds
Kesadaran atas tantangan ini tampaknya tumbuh, dan mendorong beberapa pengembang untuk mencari alternatif dalam mendistribusikan aplikasi mereka, seperti hosting sendiri melalui situs web, untuk menghindari biaya yang dikenakan oleh toko aplikasi.