Telset.id, Jakarta – Intel berencana melakukan investasi sebesar 40 miliar shekel atau setara Rp 154 triliun untuk membangun pabrik manufaktur baru di Israel. Israel telah meminta kepada pemerintah untuk memberi hibah 10 persen dari jumlah tersebut.
Pembicaraan tentang investasi antara Intel dan Kementerian Keuangan Israel dimulai beberapa pekan lalu, dan sampai sekarang masih berlangsung. Situs Globes mengungkapkan, hingga saat ini manajemen global perusahaan tersebut belum membuat keputusan akhir.
Menurut Reuters, seperti dikutip Telset.id, Selasa (29/01/2019), tersiar kabar bahwa investasi di Kiryat Gat, kota selatan Israel, akhirnya bernilai lebih rendah dari 40 miliar shekel.
{Baca juga: Jeff Bezos Cerai, Bagaimana Nasib Saham Amazon?}
Sayang, produsen chipset ini tak menanggapi kabar ini saat coba dimintai konfirmasi terkait hal itu.
Kabar investasi perusahaan itu di Israel terjadi menyusul komitmen perusahaan untuk investasi sekitar 18 miliar shekel atau setara Rp 70,3 triliun. Tujuannya tak lain, untuk meningkatkan pabrik yang ada di Kiryat Gat pada periode antara 2018 atau 2020 mendatang.
Perjanjian baru Intel dengan Israel kemungkinan mencakup pembebasan dari kewajiban tender dengan pemerintah. Bahkan, imformasi terbaru menyebut bahwa perusahaan chip ini sudah menyiapkan infrastruktur fisik guna membangun pabrik di Kiryat Gat.
{Baca juga: Intel Hentikan Proyek Vaunt, 200 Karyawan Terancam PHK}
April 2018 lalu, Intel telah mengonfirmasi rencana penutupan New Devices Group (NDG). Mereka juga akan menghentikan pengembangan proyek kacamata pintar Vaunt. Keputusan tersebut berimbas kepada PHK massal terhadap sekitar 200 karyawannya.
Menurut sumber dalam, Intel sebenarnya tengah mencari penyedia perangkat keras yang pas untuk menggarap kacamata pintar. Namun, nyatanya, Intel malah kesulitan untuk menciptakan kacamata sehingga menutup NDG dan menghentikan proyek Vaunt. (SN/FHP)