Instagram Down Bukan Gara-gara Pembatasan Medsos Kominfo

Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan bahwa kejadian Instagram down yang dialami oleh para pengguna Instagram di Indonesia bukan karena pembatasan media sosial, bertepatan dengan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai sengketa Pemilu 2019.

Menurut Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo, Ferdinandus Setu, tumbangnya Instagram Jumat pagi tadi (14/06) terjadi dari pusatnya. Sehingga, bukan hanya pengguna Instagram asal Indonesia saja yang tidak mengaksesnya, melainkan pengguna di seluruh dunia.

“Tadi pagi memang IG sempat down dari pusatnya hanya beberapa menit. Tapi sudah pulih kembali, dan bukan karena Kominfo,” jelasnya saat dihubungi tim Telset.id melalui pesan singkat, Jumat (14/06/2019).

{Baca juga: Akses Media Sosial Dibatasi, Apa Kata Operator Seluler?}

Asal tahu saja, sesaat setelah media sosial untuk berbagi foto dan video tersebut tumbang, sejumlah warganet Twitter asal Indonesia menyangka bahwa ini adalah langkah pembatasan media sosial yang dilakukan Kominfo.

“Ini karna Kominfo lagi atau yang dari facebooknya bermasalah?,” cuit akun @nathanael_79.

“Lah kirain gue kominfo udah mulai blocking access lagi. Taunya #instagramdown,” kicau akun @enooname.

Ferdinandus juga menyebut, bahwa pihaknya berharap tidak akan melakukan pembatasan akses media sosial selama sidang MK. Meski demikian, langkah pembatasan akan dilakukan apabila terjadi peningkatan ekskalasi hoaks dan hasutan di media sosial.

{Baca juga: Instagram Down (Lagi), Warganet Curhat di Twitter}

“Kami berharap tidak akan dilakukan pembatasan atau pelambatan medsos selama sidang MK. Langkah pelambatan atau pembatasan medsos hanya dilakukan bila terjadi peningkatan eskalasi hoaks dan hasutan di medsos,” katanya.

“Dan sejauh pemantauan Kominfo pagi ini, belum ada peningkatan eskalasi hoaks dan hasutan,” tambahnya.

Sekadar informasi, Instagram kembali tidak bisa diakses pada pukul 04.00 WIB, berdasarkan pantauan via situs Down Detector. Lebih dari 56 ribu laporan tersebar dari pengguna di banyak negara, seperti Amerika Serikat, Australia, sejumlah negara di Asia termasuk Indonesia, negara-negara Eropa dan juga Afrika. (FHP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI