Telset.id, Jakarta – Berdasarkan Indeks Transformasi Digital Dell Technologies (DT Index) yang dilakukan oleh Dell dan Intel, ditemukan bahwa 94 perusahaan di Indonesia mengakui masih mengalami hambatan transformasi digital.
Menurut Vice President, Data Center Solutions, Asia Pasific & Japan Dell EMC Paul Henaghan ada beberapa hambatan seperti privasi data dan keamanan siber.
{Baca juga: Dell Boyong Server Supercepat ‘PowerMax’ ke Indonesia}
Berdasarkan penelitiannya, Paul melihat bahwa perusahaan di Indonesia meragukan keamanan data ketika mereka memindahkan datanya di dunia digital, seperti melalui cloud atau penyimpanan data lainnya.
“Ada kekhawatiran dari mereka terkait privasi dan keamanan di dunia digital” ucap Paul di Pacific Place, Jakarta Kamis (22/11)
Hambatan lainnya adalah kurangnya anggaran dan sumber daya baik kondisi infrastruktur dan sumber daya manusia. Kedua hal ini yang membuat perusahaan masih enggan dalam melakukan transformasi digital karena takut mengalami kesalahan.
“Hambatan lainnya adalah kurangnya anggaran, sumber daya dan tenaga yang berpengalaman di dalam perusahaan tersebut,” tutur Paul.
Walaupun begitu, ada fakta lain yang mengungkap banyak perusahaan yang ingin melakukan transformasi digital.
Terlihat berdasarkan riset yang dilakukan kepada 100 pemimpin bisnis di Indonesia dimana mereka ingin melakukan transformasi tersebut.
“84 persen pemimpin perusahaan di Indonesia percaya jika melakukan transformasi harus diterapkan secara menyeluruh di perusahaan dan 4 persen menyatakan siap menjadi pelopor perubahan tersebut dalam jangka 5 tahun ke depan,” ujar Paul.
Data ini menunjukan jika perusahaan Indonesia memiliki niat untuk melakukannya.
Menurut Paul hambatan tersebut seharusnya bisa diatasi dengan mudah oleh pihak perusahaan sehingga Paul menyarankan agar transformasi digital di kalangan perusahaan bisa segera dilakukan.
“Era digital berikutnya telah tiba dan telah mulai menata ulang cara kita hidup, bekerja dan melakukan bisnis. Artinya waktu sangatlah penting dan transformasi harus terjadi sekarang dan terjadi secara radikal,” tegas Paul.
Sebelumnya mereka juga merilis survei terkait kemajuan transformasi digital di banyak perusahaan Indonesia. Hasilnya, hanya 6 persen perusahaan yang sudah transformasi digital atau masuk kategori pemimpin digital.
{Baca juga: Survei: Hanya 6 Persen Perusahaan Lakukan Transformasi Digital}
Survei tersebut juga menjelaskan jika 26 persen perusahaan Indonesia masuk dalam kategori adopsi digital yang artinya baru memiliki rencana digital, investasi dan inovasi matang. Sedangkan sebanyak 41 persen perusahaan berada di kategori ketiga, yakni evaluator digital.
“Perusahaan ini masih berhati-hati dalam melakukan transformasi digital serta memiliki rencana dan investasi untuk masa depan,” tutur Paul. [NM/HBS]