JAKARTA – Meskipun jumlah pengguna Android lebih banyak daripada iPhone, namun beberapa aplikasi terbaik justru lebih dulu tersedia untuk iOS. Tidak mengherankan, karena sudah lama diketahui kalau para developer lebih memprioritaskan iOS ketimbang Android. Bloomberg belum lama ini mengungkap alasan para developer lebih mengutamakan Android.
Jika Anda masih ingat, ketika Twitter pertama kali meluncurkan aplikasi Periscope, platform yang pertama disambangi adalah iOS. Baru seminggu kemudian aplikasi ini dirilis untuk Android.
Untuk satu hal, pengguna iOS dianggap lebih menguntungkan untuk pengembang aplikasi, karena mereka (pengguna iOS) cenderung memiliki uang yang lebih banyak (dibanding pengguna Android) untuk membeli aplikasi di app store.
Namun dalam laporan terbarunya, Bloomberg mengungkap pertimbangan para pengembang aplikasi memilih iOS tidak melulu soal duit, tapi juga ada faktor lain yang menyebabkan para developer lebih memprioritaskan pengembangan aplikasi untuk platform iOS lebih dulu daripada untuk Android.
Bloomberg mengungkapkan bahwa Apple telah melakukan pekerjaan yang menakjubkan sehingga memudahkan pengembang untuk mengembangkan aplikasi iOS. Pekerjaan yang menakjubkan dimaksud adalah sebuah bahasa pemrograman baru yang mereka sebut sebagai ‘Swift’.
Apple pertama kali mengumumkan kehadiran Swift pada tahun 2014 lalu. Bahasa pemograman baru dari Apple ini selain memudahkan proses pengembangan aplikasi daripada menggunakan Objective-C. Swift juga bisa menghapus berbagai macam kesalahan yang sering terjadi saat para developer melakukan coding dalam bahasa pemrograman lain.
Apple, menurut sumber Bloomberg, berhasil menuai sukses merangkul para developer dengan Swift. Layanan ini dinilai mampu memberikan perlindungan untuk keamanan, terutama dari segi penambahan bug dalam coding. Selain itu, bisa menghadirkan tema modern yang umumnya sama dengan bahasa pemrograman populer lainnya.
Swift secara luas juga dipandang jauh lebih ekspresif ketimbang Objective-C, karena para programmer cukup menuliskan deretan baris yang lebih sedikit untuk mendapatkan hasil yang sama.
Hambatan lain yang dirasakan para pengembang aplikasi adalah karena Android sampai saat ini dianggap masih belum bisa menghilangkan masalah fragmentasi. Alhasil, para developer harus mengembangkan versi aplikasi untuk perangkat dengan platform yang telah berusia tahunan.
Seperti diketahui Android memang telah lama berkutat dengan masalah fragmentasi, lantaran mayoritas produk Android di seluruh dunia masih didominasi oleh perangkat yang terperangkap dalam Android versi lama.
Sebagai informasi, KitKat yang rilis dua tahun yang lalu di urutan pertama dan Jelly Bean yang rilis 3 tahun yang lalu di urutan ke-2). Untuk versi Android terbaru yaitu Lollipop, basis penggunanya sampai saat ini masih sebesar 12% saja.
Sebagai informasi, versi Android yang paling banyak digunakan sekarang adalah KitKat, yang dirilis lebih dari dua tahun yang lalu. Versi kedua yang paling banyak digunakan adalah Jelly Bean, yang keluar tiga tahun lalu. Sementara Lollipop, yang dirilis tahun lalu, masih hanya digunakan oleh 12% dari handset Android di seluruh dunia.[HBS]